InfoSAWIT SUMATERA, JAKARTA – Wakil Perdana Menteri Malaysia, Dato’ Seri Ahmad Zahid Hamidi, melanjutkan rangkaian kunjungan kerjanya ke Indonesia dengan agenda utama bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, pada Selasa (22/4/2025). Pertemuan ini menjadi bagian dari upaya memperkuat hubungan strategis antara kedua negara serumpun.
Sehari sebelumnya, Ahmad Zahid telah melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Dalam pertemuan yang berlangsung hangat tersebut, kedua pihak membahas sejumlah isu penting, mulai dari ekonomi, industri halal, hingga pembangunan manusia.
Salah satu topik utama yang menjadi sorotan adalah pengembangan industri halal. Wapres Gibran menegaskan pentingnya kerja sama produk halal antara Indonesia dan Malaysia, termasuk dalam hal sinergi sertifikasi. Ia mendorong percepatan implementasi Nota Kesepahaman (MoC) tentang Pengakuan Sertifikasi Halal yang telah disepakati kedua negara.
BACA JUGA: Listrik PLN Jadi Motor Inovasi Hilirisasi Sawit di PTPN IV PalmCo
“Indonesia dan Malaysia adalah pasar besar industri makanan halal, farmasi, kosmetika, hingga busana muslim. Kita harus bersama-sama atasi hambatan tarif dan non-tarif demi kemajuan bersama,” ujar Gibran dilansir InfoSAWIT Sumatera dari Detik, Rabu (23/4/2025).
Pernyataan tersebut juga diamini oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno, yang menyebutkan bahwa kedua negara merupakan kekuatan utama masyarakat muslim di Asia Tenggara, dan memiliki potensi besar untuk memimpin industri halal global.
Di luar sektor halal, kolaborasi ekonomi juga menjadi perhatian. Gibran menyebut proyek Kapal RoRo rute Batam-Johor sebagai contoh konkret kerja sama yang perlu diperkuat. Proyek ini dinilai akan memperlancar mobilitas masyarakat dan logistik antara kedua negara.
BACA JUGA: Pemkab Benteng Panggil PT RAA Terkait Dugaan Belum Kantongi HGU Sejak 2008
Dalam sektor kelapa sawit, Wapres Gibran menyerukan penguatan kolaborasi untuk memperluas akses pasar global, menangkal kampanye negatif, serta memperkuat peran Dewan Negara-Negara Penghasil Minyak Sawit (CPOPC).
Sementara itu, di bidang pembangunan manusia, Gibran menyoroti pentingnya perlindungan pekerja migran Indonesia di Malaysia. Ia menekankan perlunya sistem perekrutan yang lebih tertib, serta optimalisasi pusat pembelajaran komunitas bagi keluarga migran, termasuk akses pendidikan bagi anak-anak mereka.
Dengan berbagai kerja sama strategis yang dibahas, kunjungan Wakil PM Malaysia kali ini diharapkan menjadi babak baru dalam hubungan bilateral Indonesia-Malaysia yang lebih erat, inklusif, dan saling menguntungkan. (T2)