InfoSAWIT SUMATERA, SINGAPURA – Dunia bisnis Indonesia berduka. Murdaya Poo, salah satu konglomerat terkemuka Tanah Air, meninggal dunia pada Minggu, 7 April 2024, di Singapura. Pria kelahiran Blitar, Jawa Timur, itu tutup usia dalam umur 84 tahun. Jenazahnya disemayamkan di Mount Vernon Sanctuary, Singapura, dan rencananya akan dikremasi pada Rabu, 14 April.
Murdaya dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan pekerja keras. Kariernya dimulai dari titik nol sebagai teknisi listrik, sebelum akhirnya mendirikan Central Cipta Murdaya (CCM) dan membangun kerajaan bisnis yang mencakup berbagai sektor—mulai dari konstruksi, energi, perdagangan, teknologi, properti, hingga perkebunan kelapa sawit.
Dilansir Butol Post, salah satu properti paling ikonik miliknya adalah Jakarta Convention Center (JCC), yang kerap menjadi lokasi berbagai acara nasional dan internasional. Namun, jejak bisnisnya tak hanya berhenti di ibu kota. Di bawah bendera PT CCM Group dan anak usahanya, Murdaya memperluas portofolio hingga ke sektor kehutanan dan perkebunan di daerah-daerah, termasuk Sulawesi Tengah.
BACA JUGA: Pemprov Sumut Genjot Peremajaan Sawit Rakyat, Target 11.000 Hektare pada 2025
Di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, Murdaya melalui PT Hardaya Inti Plantations (HIP), mengelola ribuan hektare lahan sawit dan memiliki pabrik pengolahan sendiri. Keberadaan perusahaan ini sempat menjadi perhatian publik karena beberapa isu terkait sengketa lahan dan hubungan perusahaan dengan masyarakat lokal.
Selain dikenal sebagai pengusaha, Murdaya juga sempat terjun ke dunia politik. Ia menjabat sebagai anggota DPR RI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada periode 2004–2009. Bersama sang istri, Siti Hartati Murdaya—yang juga dikenal sebagai pebisnis dan dermawan—ia aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan, termasuk pembangunan vihara dan mendukung umat Buddha di Indonesia.
Menurut data Forbes, kekayaan Murdaya pernah mencapai lebih dari US$ 1,2 miliar, menempatkannya dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia. Namun demikian, ia dikenal sebagai sosok yang sederhana, jarang tampil di media, dan lebih memilih bekerja di balik layar.
BACA JUGA: Pemprov Sumut Genjot Peremajaan Sawit Rakyat, Target 11.000 Hektare pada 2025
Murdaya Poo meninggalkan warisan sebagai pengusaha visioner yang tidak hanya membangun bisnis besar, tetapi juga memberi kontribusi dalam bidang sosial, politik, dan keagamaan. Kepergiannya menjadi kehilangan besar bagi dunia usaha nasional. (T2)