InfoSAWIT SUMATERA, BANDA ACEH – Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat bahwa pada Januari 2025, provinsi tersebut mengekspor cangkang atau kernel kelapa sawit ke Jepang dengan nilai mencapai US$ 4,34 juta. Komoditas ini menjadi salah satu ekspor unggulan Aceh, menyumbang 5,45 persen dari total ekspor daerah pada periode tersebut.
“Pada Januari 2025, tujuan ekspor terbesar ketiga yaitu Jepang dengan nilai sebesar US$ 4,34 juta, yang komoditas utamanya berupa cangkang atau kernel kelapa sawit,” ujar Fungsional Madya BPS Aceh, Haifa Sari, dalam konferensi pers pada Senin (3/3/2025).
Haifa menambahkan bahwa total nilai ekspor Aceh pada Januari 2025 mencapai US$ 50,85 juta. Angka ini mengalami penurunan sebesar 28,56 persen dibandingkan ekspor pada Desember 2024. Namun, jika dibandingkan dengan Januari 2024, ekspor Aceh mengalami kenaikan signifikan sebesar 50,03 persen.
BACA JUGA: PLN Salurkan 592 Unit REC ke PT Inecda Plantation untuk Dukung Energi Hijau
Mayoritas ekspor Aceh pada Januari 2025 dilakukan melalui pelabuhan di provinsi itu sendiri, dengan nilai mencapai US$ 38,61 juta atau 77,90 persen dari total ekspor. Sisanya dikirim melalui pelabuhan di provinsi lain, terutama di Sumatera Utara, yang mencatat nilai ekspor sebesar US$ 11,23 juta.
Negara tujuan ekspor terbesar dari Aceh pada Januari 2025 adalah India dengan nilai mencapai US$ 31,77 juta, didominasi oleh komoditas batu bara. Posisi kedua ditempati Thailand dengan nilai ekspor US$ 5,96 juta, juga didominasi oleh batu bara.
Secara keseluruhan, batu bara menjadi komoditas ekspor terbesar Aceh pada Januari 2025, dengan nilai mencapai US$ 36,82 juta atau 72,40 persen dari total ekspor. Disusul oleh kopi dengan nilai US$ 9,2 juta atau 18,06 persen, serta cangkang atau kernel kelapa sawit yang mencapai US$ 2,78 juta atau 5,45 persen.
BACA JUGA: DPRD Merangin Gelar Hearing dengan Perusahaan Sawit, Bahas Kemitraan dan Kewajiban Perusahaan
Ekspor komoditas unggulan seperti cangkang sawit ke Jepang menunjukkan potensi besar Aceh dalam perdagangan internasional, terutama di sektor energi biomassa. Pemerintah diharapkan terus mendorong penguatan sektor ekspor agar dapat memberikan kontribusi lebih besar bagi perekonomian daerah. (T2)