InfoSAWIT SUMATERA, JAKARTA – Guna mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, kepastian keberlanjutan industri kelapa sawit harus menjadi prioritas. Hal ini menjadi salah satu poin utama yang dibahas dalam Seminar Nasional bertajuk Peran Strategis Kelapa Sawit Menuju Indonesia Emas 2045, yang digelar di The Sultan Hotel & Residence, Jakarta, pada Senin (24/2). Acara ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan pemerintah, pelaku usaha, akademisi, serta lembaga riset.
Dalam seminar tersebut, Perwakilan Direktorat Pangan dan Pertanian Kementerian PPN/Bappenas, Puspita Suryaningtyas, menekankan bahwa pemerintah telah mengesahkan Undang-Undang No. 59 Tahun 2024 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. Kebijakan ini menjadi landasan utama dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
“Hilirisasi sawit diharapkan akan mendukung pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan, mengingat Indonesia merupakan produsen utama minyak sawit mentah (CPO),” ujar Puspita dalam informasi yang diperoleh InfoSAWIT Sumatera, Rabu (26/2/2025).
BACA JUGA: Pemerintah Aceh Timur Gelar Pelatihan NDPE untuk Perusahaan Perkebunan dan Pabrik Sawit
Dengan adanya hilirisasi, nilai tambah produk sawit diharapkan meningkat, sekaligus memperkuat daya saing Indonesia di pasar global. Pembangunan industri berbasis sawit juga diyakini dapat menciptakan lapangan kerja serta memperkuat ketahanan energi nasional melalui pengembangan biofuel.
Komitmen PTPN dalam Transformasi Industri Sawit
Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara PTPN III, Dwi Sutoro, menyatakan bahwa industri kelapa sawit memiliki potensi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, tantangan terkait keberlanjutan lingkungan dan efisiensi tata kelola industri tetap menjadi perhatian utama.
“Kami berkomitmen untuk terus memperkuat peran industri sawit nasional melalui optimalisasi produktivitas, hilirisasi produk, serta peningkatan daya saing di pasar global. Upaya ini harus dilakukan secara berkelanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan dan sosial,” jelas Dwi.
BACA JUGA: DPRD Sumut Desak Pengambilalihan 221 HGU Tak Aktif
PTPN terus melakukan berbagai transformasi strategis sesuai dengan Permenko No. 21 Tahun 2022 dan Perpres No. 40 Tahun 2023. Salah satu langkah konkret yang telah diambil adalah peningkatan produksi minyak goreng dari 0,3 juta ton menjadi 1,1 juta ton per tahun, sejalan dengan program prioritas nasional.
“Sebanyak 78 ribu hektare lahan sawit telah diremajakan melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Selain itu, kami juga terus mengembangkan energi terbarukan melalui pemanfaatan biogas, Bio-CNG, biodiesel, dan bioetanol. Langkah ini penting agar industri sawit tidak hanya mendukung Indonesia Emas 2045, tetapi juga berkontribusi pada perekonomian global,” tambah Dwi.
PTPN Group menegaskan komitmennya dalam memperkuat industri kelapa sawit sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045. Targetnya adalah menjadikan Indonesia sebagai negara maju dengan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, dan inklusif.
BACA JUGA: Satgas TMMD ke-123 Kodim 0212/Tapsel Dorong Penguatan Ekonomi Petani Sawit
Sinergi antara pemerintah, perusahaan, dan pemangku kepentingan lainnya diharapkan mampu membawa industri sawit nasional terus berkembang, memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian, serta memastikan keberlanjutan lingkungan. Dengan langkah-langkah strategis yang telah disiapkan, industri sawit Indonesia berpotensi menjadi salah satu pilar utama dalam mencapai Indonesia Emas 2045. (T2)