Kumbang Penyerbuk Sawit di Ujung Tanduk Akibat Suhu Ekstrem

oleh -1846 Dilihat
Editor: Redaksi InfoSAWIT Sumatera
InfoSAWIT
Foto: Sawit Fest 2021/Dede Sugiana/Ilustrasi lanskap perkebunan kelapa sawit.

InfoSAWIT SUMATERA, BALI – Perubahan iklim semakin nyata mengancam industri kelapa sawit, bukan hanya dari sisi produktivitas, tetapi juga melalui gangguan terhadap ekosistem alami perkebunan. Salah satu dampak paling mencemaskan adalah ancaman terhadap populasi kumbang Elaeidobius kamerunicus, serangga penyerbuk utama sawit.

Dalam ajang International Conference on Oil Palm and Environment (ICOPE) Series 2025 di Bali Beach Convention, Kamis (13/02/2025), Kepala Departemen Proteksi Tanaman SMART Research Institute, Mohammad Naim, memaparkan temuan terbaru mengenai efek suhu ekstrem terhadap serangga kecil ini. Berdasarkan hasil penelitian, suhu tinggi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir berdampak buruk terhadap populasi dan efektivitas kumbang penyerbuk sawit.

Data yang dipaparkan Naim menunjukkan bahwa suhu ekstrem menjadi faktor utama yang mengancam kelangsungan hidup kumbang Elaeidobius kamerunicus. Di Filipina, suhu tertinggi yang tercatat mencapai 35 derajat Celsius, sementara di Indonesia, khususnya Lampung dan Sumatera Selatan, suhu melonjak hingga 43 derajat Celsius selama lebih dari lima hari berturut-turut.

BACA JUGA: Peningkatan Rendemen Sawit, Kunci Kesejahteraan Petani Sawit Swadaya

“Kami menemukan bahwa kumbang ini dapat bertahan pada suhu hingga 30 derajat tanpa perubahan signifikan dalam populasinya. Namun, ketika suhu mencapai 43 derajat, semua larva mati dalam waktu singkat,” ungkap Naim dalam informasi yang didapat InfoSAWIT Sumatera (17/2/2025). Penurunan populasi kumbang ini dapat menghambat proses penyerbukan alami, yang selama ini berkontribusi besar terhadap efisiensi produksi buah sawit.

Keberadaan kumbang Elaeidobius kamerunicus telah lama menjadi solusi alami dalam meningkatkan efisiensi penyerbukan kelapa sawit, sekaligus menekan biaya produksi yang bisa mencapai Rp 1,8 juta per hektare. Dengan semakin meningkatnya suhu ekstrem, ancaman terhadap kumbang ini dapat berimbas pada berkurangnya hasil panen dan meningkatnya ketergantungan pada metode penyerbukan buatan yang lebih mahal.

Studi laboratorium yang dilakukan oleh tim Naim menguji empat perlakuan berbeda terhadap kumbang dalam kondisi suhu ekstrem. Hasilnya memperjelas satu hal: semakin tinggi suhu, semakin besar tingkat kematian kumbang, bahkan ketika beberapa individu masih bisa bertahan pada suhu 15 derajat. Jika tren pemanasan global ini terus berlanjut, maka populasi kumbang penyerbuk bisa mengalami penurunan drastis dalam waktu dekat.

BACA JUGA: Polres Indragiri Hulu Ungkap Penyelewengan Pupuk Bersubsidi, Tiga Pelaku Diamankan

Para peneliti dan praktisi industri kelapa sawit kini dihadapkan pada pertanyaan besar: bagaimana masa depan industri sawit jika kumbang penyerbuk terus berkurang akibat perubahan iklim? Menanggapi hal ini, Naim menekankan pentingnya penelitian lebih lanjut untuk memahami bagaimana temperatur tinggi mempengaruhi efisiensi dan agresivitas kumbang dalam penyerbukan serta fruit set.

“Kami masih membutuhkan studi mendalam untuk mencari solusi adaptasi yang dapat menjaga populasi kumbang, sekaligus memastikan efisiensi penyerbukan tetap optimal dalam kondisi iklim yang semakin ekstrem,” tutupnya.

Temuan ini menjadi peringatan bagi industri sawit untuk mulai mempersiapkan langkah-langkah mitigasi, baik melalui inovasi pertanian maupun strategi konservasi serangga penyerbuk. Tanpa upaya nyata, dampak perubahan iklim tidak hanya mengancam keseimbangan ekosistem perkebunan, tetapi juga kelangsungan industri kelapa sawit secara keseluruhan. (T2)

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dengan bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Untuk informasi langganan dan Iklan silahkan WhatsApp ke Marketing InfoSAWIT_01 dan Marketing InfoSAWIT_02 atau email ke sawit.magazine@gmail.com