InfoSAWIT SUMATERA, JAKARTA – Pada awal September 2024 menandai babak baru bagi para petani sawit di Indonesia. Setelah bertahun-tahun berjuang lantaran dana PSR yang didukung Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawi (BPDPKS) masih jauh dari kata cukup, kabar baik akhirnya datang. Pemerintah melalui BPDPKS mengumumkan bahwa dana Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) mengalami peningkatan.
Dulu, setiap hektar kebun sawit yang diremajakan hanya menerima Rp 30 juta. Jumlah itu sering kali terasa kurang untuk menutupi seluruh biaya, mulai dari penebangan pohon hingga penanaman bibit baru. Namun, mulai 1 September 2024, sebuah keputusan besar diambil. Melalui Keputusan Direktur Utama BPDPKS Nomor Kep-252/Dpks/2024 tentang Besaran Standar Biaya Dana Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit Yang Dibiayai Oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, dukungan dana itu resmi dinaikkan menjadi Rp 60 juta per hektar.
Keputusan ini tidak diambil dengan cepat. Proses panjang dimulai sejak rapat Komite Pengarah BPDPKS pada akhir Juli hingga awal Agustus 2024. Surat dari Staf Ahli Bidang Konektivitas Pengembangan Jasa dan Sumber Daya Alam, yang juga menjabat sebagai Ketua Sekretariat Komite Pengarah, menjadi penentu dalam perubahan tersebut. Para pemangku kepentingan setuju bahwa Rp 30 juta sudah tidak cukup lagi.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Plasma Riau Periode 11-17 September 2024 Naik Tipis
Dengan kenaikan ini, pemerintah berharap program PSR akan semakin menggeliat. Petani-petani sawit kecil kini bisa bernafas lega, dengan harapan bahwa lahan mereka bisa lebih produktif dan memberikan hasil yang lebih baik untuk masa depan.
“Besaran Standar Biaya Dana Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit ditetapkan menjadi Rp 60 juta per hektar,” tertulis jelas dalam keputusan tersebut yang diperoleh InfoSAWIT Sumatera, Jumat (13/9/2024).
BACA JUGA: Paya Pinang Group Memimpin Inisiatif Penanaman Padi Gogo di Antara Tanaman Sawit
Kabar ini membawa angin segar bagi mereka yang sudah lama menanti peremajaan kebun mereka. Tidak hanya soal dana, tetapi juga semangat baru bagi sektor kelapa sawit Indonesia untuk terus tumbuh dan bersaing di pasar internasional. Semua dimulai dari kebijakan yang sederhana, tetapi dampaknya akan terasa besar di kemudian hari. (T2)