InfoSAWIT SUMATERA, JAKARTA – Pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) terus berkembang sebagai material terbarukan, bahan bakar, dan pupuk padat. Namun, menurut laporan dari Warta PPKS Vol. 29 No. 2 (2024), pemanfaatan limbah padat TKKS masih cenderung berfokus pada produk padat, dengan sedikit perhatian pada produk samping cair seperti pupuk organik cair. Pupuk organik cair memiliki keunggulan signifikan, di antaranya kemampuan untuk menyediakan unsur hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, serta aplikasi yang lebih merata dan konsentrasi yang dapat disesuaikan.
Penelitian yang dilakukan oleh tim dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), yang terdiri dari Firda Dimawarnita, Yora Faramitha, dan Winda Dwi Aulia, bertujuan untuk menguji efektivitas pupuk cair dari TKKS pada tanaman sorgum. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan dan lima ulangan.
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses delignifikasi pada TKKS, yaitu penghilangan lignin, memengaruhi ketersediaan hara pada pupuk cair yang dihasilkan. Namun, perlakuan terbaik diperoleh dari pupuk cair TKKS tanpa delignifikasi, tetapi dengan penambahan urine sapi,” catat laporan dikutip InfoSAWIT Sumatera ditulis Rabu (21/8/2024.)
BACA JUGA:
Perlakuan ini menghasilkan kualitas pupuk cair terbaik, dengan kadar nitrogen, kalium, sulfur, serta pH yang optimal, yang secara signifikan meningkatkan karakter agronomis tanaman sorgum, seperti tinggi tanaman dan jumlah daun. Temuan ini menyoroti potensi besar pupuk organik cair dari TKKS, terutama ketika dikombinasikan dengan urine sapi, sebagai alternatif yang efektif dalam mendukung pertumbuhan tanaman pangan seperti sorgum.
Dengan promosi intensif dari pemerintah mengenai penggunaan bahan organik dalam mendukung pertanian organik, pupuk cair dari TKKS ini dapat menjadi solusi berkelanjutan dalam pengelolaan limbah kelapa sawit sekaligus mendukung peningkatan produktivitas pertanian. (T2)