InfoSAWIT SUMATERA, BABEL – Produktivitas penjualan dan pengiriman tandan buah segar TBS dari petani ke pabrik kelapa sawit (PKS) di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mengalami penurunan turun 10 hingga 15 persen.
Menurut Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan (DPPP) Bangka Selatan, Risvandika, penurunan ini disebabkan oleh penghentian sementara pembelian TBS oleh dua pabrik penampung utama, yaitu CV Mutiara Alam Lestari (MAL) dan CV Mutiara Hijau Lestari (MHL) yang berlokasi di Kecamatan Koba, Bangka Tengah.
“Rekening kedua perusahaan kelapa sawit terbesar di Bangka Belitung tersebut diblokir oleh Kejaksaan Agung karena pemiliknya ditangkap atas dugaan kasus tata niaga pertimahan,” jelas Risvandika, dikutip InfoSAWIT SUMATERA dari Antara ditulis Selasa (14/05).
BACA JUGA: Ini Harga TBS Swadaya Saat Penutupan Operasional PKS Minggu Sore di Aceh
Akibat penghentian pembelian oleh kedua perusahaan ini, petani terpaksa menjual TBS ke pabrik lain yang memerlukan waktu lebih lama untuk bongkar muat karena terjadi penumpukan dan antrean panjang. “Para petani mengeluhkan bahwa sejak rekening kedua pabrik tersebut diblokir oleh Kejaksaan Agung, produktivitas mereka menurun,” tambahnya.
Risvandika menyatakan bahwa banyak petani mengeluhkan penumpukan dan antrean panjang truk pengangkut TBS ketika mereka menjual hasil panen ke pabrik lain. “Pembongkaran TBS yang memakan waktu lama ini tentunya menurunkan kualitas buah sawit dan berdampak pada kualitas crude palm oil (CPO), serta harga jual menjadi lebih murah,” jelasnya.
Untuk mengatasi situasi ini, pihaknya akan berupaya mempercepat beroperasinya pabrik kelapa sawit di Desa Jeruji, Kecamatan Toboali sebagai solusi bagi para petani sawit. “Kami berupaya mencari solusi terbaik, salah satunya adalah dengan mempercepat operasional pabrik sawit di Desa Jeruji,” ujarnya. (T3)
