InfoSAWIT SUMATERA, BANGKINANG – Bagaimana rasanya jika setiap hari sekolah kamu selalu dikirimi tandan kosong (tankos) oleh para pelaku usaha perkebunan kelpaa sawit?
Apakah Anda mengeluh atau justeu mengubah situasi ini menjadi hal yang menghasilkan cuan dan memberikan manfaat banyak bagi masyarakat?
Kalau yang ditanya adalah para guru dan pelajar di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, maka jawabannya adalah yang kedua.
Inovasi dari Poltek Ini Bantu PKS Atasi Menumpuknya Limbah Tankos
Ya, pihak SMKN 1 Tapung Hulu memilih untuk menciptakan manfaat yang bisa memberikan cuan dari banyaknya tankos sawit yang mereka terima.
Kabar baik tersebut diketahui melalui laman resmi pihak Direktorat Jenderal (Ditjen) Vokasi seperti yang diperoleh InfoSAWIT SUMATERA, Senin (8/1/2024).
Disebutkan bahwa pihak sekolah melalui Jurusan Agroteknologi Pengolahan Hasil Pertanian mampu mengolah tankos sawit menjadi sumber cuan sekaligus sumber gizi bagi masyarakat.
Di Medan IPB dan BPDPKS Ajak Stakeholder Garap Sejuta Kebaikan Sawit, Termasuk Melalui Tankos
Bagaimana caranya? Ternyata pihak jurusan mengubah dan mengolah limbah tankos sawit tersebut menjadi media tanam jamur merang.
Dini Syaiful, guru Jurusan Agroteknologi Pengolahan Hasil Pertanian menuturkan, dalam pemanfaatan tersebut, SMKN 1 Tapung Hulu bekerja sama dengan para pemilik perkebunan kelapa sawit.
“Setiap hari kami mendapatkan kiriman limbah kelapa sawit yang kemudian diolah oleh para pelajar menjadi media tanam siap pakai,” ungkap Dini Syaiful.
Kenapa Karbonisasi Tankos Sawit untuk Pupuk Organik Dibutuhkan di Perkebunan Sawit?
Nah, ia bilang media-media tanam dari tanko sawit ini kemudian digunakan untuk mengembangbiakan jamur merang di sekolah.
Dini menegaskan pihak sekolah telah menjadikan jamur merang menjadi salah satu produk unggulan dari SMKN 1 Tapung Hulu.
“Kami melihat permintaan akan ketersediaan jamur merang di pasaran cukup tinggi,” kata Dini Syaiful.
IPB dan BPDPKS Bakal Gelar Workshop Karbonisasi Tankos untuk Pupuk Organik Sawit
Dini Staiful lalu mengutip pepatah yang berbunyi sekali mendayung dua atau tiga pulau terlampaui.
“Sambil mengolah limbah-limbah tankos sawit tersebut, SMKN 1 Tapung Hulu pun mampu mengembangkan jamur merang untuk memenuhi permintaan pasar,” ucapnya.
Pihaknya pun telah melakukan pengamatan di pasar yang mengungkapkan kalau jamur merang yang ditanam di tankos sawit menjadi salah satu bahan lauk-pauk yang banyak dicari oleh masyarakat.
Setelah POME dan Tankos, Limbah Sawit yang Satu Ini Bakal Digarap Holding PTPN dan PLN
“Bahkan tidak hanya untuk lauk, jamur pun bisa dijadikan sebagai bahan membuat camilan. Tidak heran jika permintaannya selalu tinggi,” ucap Dini.
Dalam membudidayakan jamur di sekolah, Dini katakan bahwa seluruh pelajar di Jurusan Agroteknologi Pengolahan Hasil Pertanian
dilibatkan untuk ikut mengolah.
“Mulai dari membuat media tanam berbahan tankos sawit, lalu proses menanam, merawat, memanen, dan memasarkan jamur merang tersebut,” ucap Dini.
Ikut PSR dan Pakai Bibit Unggul, KPTM Tapung Kampar Panen dalam 27 Bulan
Kata dia, proses budidaya jamur merang di media tanam tankos sawit hingga masa panen membutuhkan waktu sebelas hari.
“Jamur merang yang sudah bisa dipanen memiliki ciri-ciri tinggi sekitar 3—6 sentimeter,” kata Dini.
Kemudian, jamur merang yang sudah dipanen dikemas dan dipasarkan ke masyarakat langsung ataupun diambil oleh para pengepul.
Libatkan Petani Sawit, Kabupaten Kampar Gelar Sosialisasi Sertifikasi ISPO
Bagaimana, Anda sudah lihat kalau tankos sawit mampu menghasilkan cuan dan bermanfaat bagi masyarakat, bukan? (T5)
