InfoSAWIT SUMATERA, SAMARINDA – Limbah tandan kosong (tankos) akan menjadi masalah besar bagi sebuah perusahaan kelapa sawit (PKS) bila jumlahnya banyak dan mengalami penumpukan yang terus-menerus.
Problem limbah tankos ini pun terjadi pada banyak industri sawit di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), termasuk yang dialami oleh PT Sentosa Kalimantan Jaya (SKJ).
Situasi pelik tersebut diketahui berdasarkan keterangan resmi di laman Direktorat Jenderal (Ditjen) Vokasi seperti yang diperoleh InfoSAWIT SUMATERA, Minggu (7/1/2024).
Di Medan IPB dan BPDPKS Ajak Stakeholder Garap Sejuta Kebaikan Sawit, Termasuk Melalui Tankos
Disebutkan, setiap tahunnya, PT SKJ menghadapi persoalan limbah kelapa sawit yang cukup melimpah.
Tahun 2022 saja, limbah kelapa sawit yang diharus mereka olah mencapai 49,575,670 ton yang berasal dari delapan afdeling.
Selama ini perusahaan sawit tersebut menggunakan limbah tankos untuk dihamparkan langsung begitu saja pada lahan perkebunan kelapa sawit.
Kenapa Karbonisasi Tankos Sawit untuk Pupuk Organik Dibutuhkan di Perkebunan Sawit?
Padahal diketahui kalau limbah tankos sawit tersebut sulit terdekomposisi karena kandungan selulosa yang tinggi.
Akibatnya, nutrisi yang terkandung dalam limbah butuh waktu yang lama untuk bisa dimanfaatkan oleh tanaman.
Namun secara perlahan situasi yang dialami PT SKJ mulai terurai seiring dengan munculnya inovasi pebgelolaan tankos sawit dari Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (Politani Samarinda).
IPB dan BPDPKS Bakal Gelar Workshop Karbonisasi Tankos untuk Pupuk Organik Sawit
Inovasi itu dikerjakan melalui program Dana Padanan (Matching Fund), dan berhasil mengembangkan biodekomposer multifungsi untuk produksi pupuk organik dan aplikasinya pada tanaman kelapa sawit.
Inovasi ini mampu mengatasi persoalan penanganan limbah kelapa sawit yang selama ini dihadapi oleh industri dan membawa manfaat bagi masyarakat.
Ketua Tim Matching Fund, Rusmini, mengatakan diperlukan teknologi tepat guna untuk mengatasi limbah tankos sawit.
Setelah POME dan Tankos, Limbah Sawit yang Satu Ini Bakal Digarap Holding PTPN dan PLN
“Padahal limbah ini sangat potensial untuk diolah dan sebagai pupuk kompos untuk mendukung kebutuhan nutrisi bagi tanaman kelapa sawit,” Rusmini.
Menurut Rusmini, Politani Samarinda sebenarnya telah mengembangkan bioaktivator yang dapat mendekomposisi bahan tersebut sejak 2012 hingga 2021.
Namun, pada penelitian sebelumnya, hanya dilakukan di rumen sapi dan kombinasi limbah pertanian lainnya hanya diperoleh tujuh jenis mikroba.
Berencana Tinggalkan Energi Batu Bara, Semen Padang Bakal Pakai Tankos Sawit
“Kemudian, pengembangan inovasi di tahun 2022 ini dengan rumen kambing diperoleh 15 isolat bakteri yang mempunyai kemampuan sebagai biodekomposer, biofertilizer, dan agens pengendali hayati,” tambah Rusmini.
Kemampuan bakteri sebagai biodekomposer yang akan diterapkembangkan mampu menghasilkan enzim selulase yang mampu mendegradasi selulosa.
Selain itu, mikroba ini juga dilaporkan mampu menghasilkan berbagai enzim lainya berupa enzim amilase, enzim protease yang sekaligus mampu berperan sebagai agens pengendali hayati.
Inovasi Helm Tankos Sawit dari Siti Nikmatin Kini Dipakai Kalangan Umum
Selain itu, kata dia, mikroba ini juga mampu berperan sebagai pemacu pertumbuhan tanaman dan mampu berperan dalam siklus hara terutama, unsur hara N dan P.
Oleh karena itu, lanjut Rusmini, kolaborasi antara Politani Samarinda dan PT SKJ sebagai mitra utama dari dunia usaha dan dunia industri (DUDI) berhasil menawarkan Inovasi rekacipta.
Dengan tujuan, kata dia, untuk mengatasi permasalahan secara terintegrasi yang harus melalui beberapa tahapan.
“Yaitu, pertama, pemanfaatan limbah tankos sebagai pupuk kompos yang dapat digunakan untuk mensubstitusi penggunaan pupuk anorganik,” ucap Rusmini.
Kedua, kata dia, aplikasi pupuk kompos pada pembibitan atau main nursery dan pada tanaman belum menghasilkan.
Dan ketiga, sambung Rusmini, adalah uji efektivitas terhadap pupuk kompos sebagai agen pengendali hayati terhadap penyakit tanaman.
Manfaatkan DBH, Lima Kecamatan Bakal Jadi Sentra Sawit di Kabupaten Nias Utara
“Dari kegiatan ini berhasil memproduksi pupuk kompos sebanyak 100.025 kg yang dikemas untuk tujuan komersialisasi bagi mitra atau memudahkan dalam distribusi pupuk kompos di afdeling yang lainnya,” tegas Rusmini.(T5)