InfoSAWIT SUMATERA, JAKARTA – Penetapan harga referensi (HR) minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) periode 1-15 Januari 2024 menggunakan patokan harga transaksi pada tiga Bursa CPO global periode perdagangan 10-24 Desember 2023.
Ketiga bursa tersebut adalah Bursa CPO Malaysia Derivatives Exchange, Bursa CPO yang dikelola oleh PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia atau Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX).
“Serta Pasar Lelang Rotterdam, Belanda,” kata Budi Santoso selaku Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Luar Negeri (Daglu) Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Ini Dasar Perhitungan Harga Referensi CPO Periode 1-15 Januari 2024
Hal tersebut dikatakan Budi Santoso dalam keterangan resminya di laman Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, seperti yang dikutip oleh InfoSAWIT SUMATERA, Sabtu (30/12/2023).
Dari perkembangan di tiga bursa itu kemudian ditetapkan kalau HR CPO untuk periode 1-15 Januari 2024 mengalami penurunan sebesar USD 20,82 atau 2,71 persen dari periode sebelumnya yang saat itu tercacat sebesar USD 767,51 per metrik ton (MT).
Namun ternyata, kata Budi Santoso, ada sejumlah faktor yang krusial dan berpengaruh di balik terjadinya penurunan HR CPO tersebut.
Harga Referensi CPO Turun untuk Periode 1—15 Januari 2024, BK dan PE Jadi Segini
“Yaitu penurunan permintaan dari Tiongkok karena harga CPO yang meningkat pada beberapa periode sebelumnya,” ungkap Budi Santoso
Lalu, bebernya lagi, terjadi penurunan produksi tandan buah segar (TBS), baik produksi petani maupun perusahaan kelapa sawit (PKS) dan CPO di Indonesia dan Malaysia.
Penurunan produksi itu, ungkap Budi akibat pengaruh cuaca kering berupa El Nino. Indonesia dan Malaysia sendiri dikenal sebagai produsen terbesar pertama dan kedua CPO secara global.
Setidaknya Ada Tiga Alasan di Balik Naiknya Harga Referensi CPO Periode 1-15 Desember 2023
Faktor berikutnya, kata Budi Santoso, terjadinya penurunan harga minyak kedelai atau soya oil sehingga mengurangi minat negara-negara pembeli untuk membeli CPO.(T5)