InfoSAWIT SUMATERA, SENGKANG –
DIrektorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggenjot produktivitas komoditas perkebunan, termasuk pada kelapa sawit.
Namun di saat yang bersamaan, pihak Ditjenbun kini tengah bekerja keras mengatasi serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) pada tanaman perkebunan.
Berdasarkan keterangan resmi yang diperoleh InfoSAWIT SUMATERA, Sabtu (30/12/1023), diketahui kalau hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun), Andi Nur Alam Syah.
Perkebunan Kelapa Sawit Punya Kontribusi terhadap Mitigasi Perubahan Iklim
Ia mengatakannya di sela-sela acara kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) bertajuk “Pengembangan Kawasan Tanaman Semusim dan Tahunan serta Bimbingan Teknis Budi Daya dan Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan”.
Dalam acara itu turut hadir Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Pengembangan Budi Daya dan Pascapanen Komoditas Pertanian, Andi Muhammad Syakir.
Kegiatan tersebut diselenggarakan di Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat (29/12/2023). Perlu diketahui kalau Wajo adalah salah satu sentra perkebunan kelapa sawit di Sulsel.
Karantina Medan Harus Pastikan Benih Sawit Unggul Asal Sumut Harus Bebas OPTK
Di acara itu Andi mengatakan, tak dapat dipungkiri kalau komoditas perkebunan sawit terbukti memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian negara.
Namun, kata dia, dengan adanya dampak perubahan iklim dan beberapa kasus serangan OPT di beberapa wilayah, diperlukan upaya khusus guna meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan.
Demi pastikan ketersediaan bahan baku terjamin, Andi bilang Kementerian Pertanian fokus dalam mengakselerasi produksi dan produktivitas tanaman perkebunan.
Caranya, ucap Andi, adalah dengan menggenjot penanganan budi daya perkebunan yang baik dan mitigasi melalui pengendalian OPT yang menyerang komoditas perkebunan.
Ia menambahkan, diperlukan upaya dan mitigasi untuk menghadapi adanya perubahan iklim dan fenomena cuaca kering El-Nino.
Ini dilakukan, ucap Andi, agar produksi dan produktivitas tanaman perkebunan dapat terjaga, sehingga pendapatan dan kesejahteraan pekebun dapat terpenuhi.
Dirjenbun Sodorkan Program SAWIT SATU dan Pembentukan Badan Pengelola Dana Perkebunan Nasional
“Perlu dilakukan penerapan praktek budi daya yang baik sesuai kebutuhan, pembuatan dan pemeliharaan embung untuk penyediaan air,” kata Andi Nur Alam Syah.
Karena itu, ia melihat perlu dilakukan pengelolaan tata air, penyiapan sarana dan prasaraba (sarpras) untuk antisipasi kebakaran lahan, serta peningkatan sumber daya manusia (SDM) perkebunan.
Lebih lanjut Andi Nur mengatakan, sebagai salah satu cara tingkatkan kesejahteraan atau pendapatan pekebun, perlu juga diperhatikan kegiatan penanganan pascapanen tanaman perkebunan yang baik.
Dengan demikian, kata Andi, hal ini akan memberikan mutu serta meminimalisir kehilangan hasil atau susut dari panen, yang pada akhirnya tentu akan meningkatkan nilai tambah hasil perkebunan.
“Selain itu peremajaan tanaman perkebunan atau replanting merupakan program yang harus dilakukan untuk mengganti tanaman yang sudah tua, rusak dan tidak produktif lagi,” kata dia.
“Replanting sebagai upaya investasi jangka panjang demi menjaga eksistensi tanaman perkebunan kedepannya. Demi wujudkan itu, perlu didukung dengan penyediaan benih unggul yang berkualitas,” tambah Andi Nur.
Apkasindo di Provinsi Ini Bekerja Keras Cegah Peredaran 15.750 Benih Palsu
Sementara itu Andi Muhammad Syakir, mengatakan pengendalian terhadap serangan OPT menjadi salah satu kunci keberhasilan pengembangan tanaman perkebunan.
“Karena itu saya memandang diperlukan pemahaman yang baik oleh para pekebun tentang OPT dan penanganannya, terutama yang disampaikan melalui para penyuluh perkebunan,” tegas Andi Muhammad Syakir.(T5)