InfoSAWIT SUMATERA, JAKARTA – Salah satu raksasa industri sawit terintegrasi terbesar di dunia, Musim Mas Group, baru-baru ini berhasil meraih 20 penghargaan Proper, Baik PROPER Biru maupun Hijau, dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Nah, keberhasilan Musim Mas Group itu sendiri tidak datang tiba-tiba. Diketahui bahwa ternyata prestasi yang diraih itu karena Musim Mas Group konsisten menerapkan praktek perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Lantas, apa saja langkah dan cara strategis Musim Mas sehingga dalam menerapkan praktek perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan dan ramah lingkungan?
Ini yang Dirasakan Musim Group Ketika Dapat Puluhan Penghargaan PROPER dari KLHK
Dalam keterangan resmi yang diterima InfoSAWIT SUMATERA, kemarin, Teuku Kanna Rhamdan selaku General Manager (GM) Corporate Affairs Musim Mas Group, mengatakan bahwa Musim Mas adalah perusahaan global yang memiliki operasional utama di Indonesia.
Kata dia, Musim Mas Group selalu mengutamakan pengelolaan perkebunan dan pabrik kelapa sawit yang ramah lingkungan serta berkelanjutan.
Ia mencontohkan, hingga akhir tahun 2022, Musim Mas memiliki lebih dari 28 ribu hektar lahan atau lebih dari 14 persen dari luas lahan bersertifikat yang diperuntukkan bagi konservasi.
“Musim Mas juga menerapkan zero waste pada operasionalnya melalui pengelolaan limbah padat, cair dan gas,” kata Teuku Kanna.
Pihaknya memastikan kalau semua limbah padat yang dihasilkan dikelola lebih lanjut menjadi bahan bakar dan pupuk.
Sementara limbah cair, kata Kanna, dikelola lebih lanjut melalui proses waste water treatment yang kemudian dimanfaatkan kembali.
Ini yang Dirasakan Musim Group Ketika Dapat Puluhan Penghargaan PROPER dari KLHK
“Serta pengelolaan limbah gas metana yang dihasilkan dari proses operasional menjadi listrik menggunakan instalasi methan capture,” ucap Kanna.
Kata dia, listrik yang dihasilkan tersebut kemudian digunakan untuk operasional dan perumahan pekerja di lokasi operasional perkebunan dan pabrik.
“Saat ini, terdapat 17 pabrik pengolahan kelapa sawit Musim Mas yang telah dilengkapi fasilitas methan capture,” ungkap Kanna.
Usai Ibadah Natal, Ratusan Jemaat HKBP Melati Sada Dapat Minyakita
“Perusahaan juga menegaskan semua rantai pasok telah menerapkan NDPE atau No Deforestation, No Peat, No Exploitation,” ia menambahkan.
Lebih jauh lagi, beber Kanna, Musim Mas juga memberdayakan masyarakat dan komunitas untuk lebih menjaga lingkungan melalui sejumlah program.
Seperti, ucap Kanna, Program Masyarakat Bebas Api, dan Program Pemberdayaan Petani Swadaya Musim Mas melalui pelatihan terkait praktik-praktik perkebunan yang baik atau good agriculture practices.
Penjualan Kredit RSPO Senilai Rp 20 Miliar Disalurkan Musim Mas ke Petani Swadaya Binaan
Pihaknya sangat bangga dan senang dengan pencapaian PROPER dalam menutup tahun 2023 ini.
Sebab, ujarnya, jumlah anak perusahaan Musim Mas yang menerima Penghargaan PROPER bertambah menjadi 14 anak perusahaan dari sektor pabrik kelapa sawit dan perkebunan.
Kata Teuku Kanna, strategi dan kebijakan keberlanjutan Musim Mas menjadi acuan yang diterapkan di seluruh lini perusahaan.
Kanna mengatakan bahwa Musim Mas terus meningkatkan standar untuk produksi minyak sawit yang berkelanjutan.
“Kepedulian kami atas lingkungan juga kami realisasikan dengan mengadopsi Agriculture Sector Roadmap to 1.5°C bersama perusahaan-perusahaan serupa,” ungkap Kanna.
Adopsi tersebut, ucap Kanna, bertujuan untuk mengurangi emisi karbon dari penggunaan dan pengelolaan lahan.
Dunia Benih Sawit Semakin Dahsyat, Musim Mas Luncurkan 4 Varietas Baru
“Tentunya, keberhasilan ini juga tidak terlepas dari keterlibatan seluruh pemangku kepentingan di sektor kelapa sawit,” tegas Teuku Kanna. Rhamdan.
Musim Mas Group, kata Kanna, mengatakan adalah perusahaan pemimpin di bidangnya dan menjunjung tinggi empat pilar keberlanjutan yang diterapkan dalam menjalankan usahanya.
Ke empat pilar tersebut, kata dia, mencakup peningkatan kehidupan petani swadaya, pekerja, dan komunitas.
Kemudian yang kedua, memberikan dampak lingkungan yang positif. Ketiga, mempertahankan hubungan yang bertanggung jawab dengan para pemasok, pelanggan, dan pemangku kepentingan.
“Serta yang keempat adalah mendorong inovasi dalam praktik-praktik berkelanjutan,” tegas Teuku Kanna.. (T5)