InfoSAWIT SUMATERA, PUTRA JAYA – Perdagangan komoditas minyak
sawit mentah atau crude palm oil (CPO) pada sesi atau periode Selasa (12/12/2023) sore di Bursa Berjangka Malaysia menunjuka. Hasil hang signifikan.
Dari laman Reuters yang dikutip InfoSAWIT, jejaring InfoSAWIT SUMATERA di Media Mitra Network (MMN) Group, menunjukan bahwa
harga kontrak berjangka CPO di bursa negeri jiran kita itu naik ketiga kali secara berturut-turut pada sesi yang ketiga.
Dan kabar positif itu sudah mulai nampak sejak awal perdagangan, sebagai imbas dari menguatnya harga minyak kedelai dan adanya perkiraan penurunan persediaan.
Sosialisasikan Bursa CPO, Wamendag Ungkap Ekspor Naik Puluhan Triliun dalam Sebulan
Dilansir Reuters, harga kontrak acuan minyak sawit berkode FCPOc3 untuk pengiriman Februari 2024 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik RM 14 per ton.
Berarti ini terdapat kenaikan sekitar 0,37 persen menjadi RM 3,755 atau setara dengan US$ 802,35 per ton di awal perdagangan.
Kemudian untuk harga minyak kedelai berjangka berkode BOc2 di Chicago Board of Trade diketahui mengalami kenaikan sebanyak 0,1 persen.
Faktor Ini yang Bikin PTPN I Disukai Petani Sawit Swadaya di Kabupaten Aceh Utara
Dewan Minyak Sawit Malaysia (DMSM / MPOB) sendiri diketahui berencana akan merilis data produksi CPO Malaysia.
Sementara merujuk survei Reuters, persediaan minyak sawit Malaysia pada akhir bulan November nampak turun untuk pertama kalinya sejak bulan April.
Diduga hal ini terjadi karena terjadi penurunan produksi musiman yang diperkirakan akan dimulai. Dan pada saat yang sama ekspor CPO bakal terus meningkat.
Inilah yang Bikin Antropologi Penting dalam Pengelolaan Perkebunan Sawit
Kemudian Reuters mengutip kabar dari Jakarta yang menyebutkan Indonesia akan melanjutkan kewajiban pencampuran biodiesel sebesar 35 persen pada tahun 2024.
Indonesia diketahui telah mengalokasikan 13,41 juta kiloliter biodiesel untuk tahun depan, dan jumlah ini sedikit lebih tinggi dari 13,15 juta kiloliter yang dialokasikan pada tahun 2023.
Sebagai infornasi, harga CPO biasanya dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati yang lain, seperti minyak kedelai, minyak bunga matahari, dan lainnya.
Soal PSR dan Kawasan Hutan, SAMADE Sampaikan Ini ke Dirjenbun
Baik CPO maupun minyak nabati lainnya saling bersaing satu sama lain untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global. (T2/T5)
