InfoSAWIT SUMATERA, BENGKALIS – Lidi sawit kembali terbukti mampu berperan sebagai biomassa sawit yang mampu menopang perekonomian warga, termasuk suku Akit di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.
Sebagai informasi, menurut catatan Wikipedia, suku Akit atau atau Suku Akik merupakan salah satu suku asli yang mendiami wilayah Provinsi Riau, dan merupakan salah satu sub-suku ras Proto Melayu.
Nah, kesejahteraan yang diperoleh warga suku Akit melalui Lidi sawit adalah berkat bimbingan dari Tim Pengabdian Faskultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Riau (UNRI).
Menurut keterangan resmi yang diperoleh InfoSAWIT SUMATERA, Senin (11/12/1023), Tim Pengabdian itu diketahui bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) Kabupaten Bengkalis.
Kedua pihak ini telah sukses menyulap lidi sawit bernilai ekonomis bagi masyarakat di dua desa di Kecamatan Rupat, yakni Desa Hutan Panjang dan Desa Darul Aman.
Dengan melibatkan masyarakat yang kebanyakan adalah suku Akit, lidi sawit tadi diolah sedemikian rupa menjadi berbagai produk kerajinan tangan.
Bahagianya Setiyono Melihat Program “Petani Sawit Milenial” Aspek-PIR dan BPDPKS Menuai Kesuksesan
Di tangan terampil masyarakat yang sebagian besar Suku Akit itu, lidi sawit dijadikan produk bernilai ekonomis, seperti piring dan kerajinan lainnya.
Guna mempermudah proses perautan, sebelumnya tim juga telah menyerahkan mesin peraut kepada pengrajin.
Informasi tersebut telah disampaikan ketua tim Unri BPDLH, Adianto, saat melakukan audiensi ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bengkalis, beberapa waktu yang lalu.
Kegiatan itu juga dihadiri Bidang Promosi Dekranasda, Said Busra Mufrizal, Kabid Pengembangan Industri Yuliani Eka Safitri dan Kabid Pasar Henry Dohar Parlindungan Togatorop.
Di hadapan Kadisperindag, Zulpan, Tim Unri BPDLH berharap membantu memasarkan produk masyarakat tersebut.
Sebab mayoritas pengrajin berdomisili di kawasan perkebunan yang jauh dari perkotaan, sehingga menyulitkan pemasaran.
Demi NZE, Pemerintah Bakal Jalankan Program B40 di Tahun 2030
Menanggapi hal tersebut Zulpan menyambut baik. Ia menjelaskan bahwa Kabupaten Bengkalis menjadi salah satu daerah yang memiliki perkebunan sawit cukup luas.
“Pada prinsipnya, kami Pemkab Bengkalis menyambut baik dan siap bersinergi membantu demi kemajuan masyarakat kami,” ungkap Zulpan.
Apalagi, kaa dia, saat ini kerajinan berbahan baku lidi sawit ini memiliki potensi pasar yang cukup bagus, bahkan di daerah lain sudah ekspor ke luar negeri.
IPS dan ISP Malaysia Jalin Kerjasama Peningkatan SDM Perkebunan
“Kita diuntungkan dengan bahan baku yang melimpah. Tentunya dengan sentuhan ide dan teknologi kekinian, bisa menghasilkan produk yang berkualitas tinggi,” papar Zulpan.
Begitu juga dengan teknik pemasaran, ia bilang Pemkab Bengkalis siap mengakomodir, tidak hanya melalui Disperindag saja, tapi juga berbagai stakeholder terkait, seperti Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Bengkalis.
“Kita akan promosikan dengan berbagai cara, seperti menjadi materi pameran, souvenir oleh-oleh khas Bengkalis, promosi di media sosial atau marketplace Diperindag,” ujar Zulpan.
Pietro Paganini Minta UE Bersikap Adil terhadap Petani Sawit di Indonesia
Sebelum mengakhiri audiensi, Adianto menyerahkan “policy brief” yang diterima Zulpan.
“Harapan kami, policy brief ini dapat dimanfaatkan dalam membuat kebijakan di Disperindag Kabupaten Bengkalis,” pungkasnya.(T5)
