InfoSAWIT SUMATERA, JAKARTA – Para peneliti di Indonesia mendukung kebijakan hilirisasi yang diajukan Pemerintah, baik di sektor pertambangan maupun di perkebunan kelapa sawit.
Namun menurut Zamroni selaku bagian dari Tim Penyusun Outlook Perekonomian Indonesia 2024, hilirisasi di berbagai bidang, termasuk sawit, masih menyisakan kesenjangan.
Hal tersebut, seperti keterangan resmi yang diperoleh InfoSAWIT SUMATERA, Minggu (10/12/2023), mengemuka dalam acara Simposium Praktisi dan Periset Ekonomi (Pareto) 2023.
Dukung PSN Hilirisasi Sawit, BRIN dan PT INL Sepakat Berkolaborasi
Kegiatan yang bertemakan “The Downstream Industrialization of Natural Resources” itu diselenggarakan selama dua hari di Kawasan Sains Sarwono Prawirohardjo BRIN, Jakarta, beberapa waktu yang lalu.
Simposium tersebut diadakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi, dan Kesejahteraan Masyarakat (OR TKPEKM) berkolaborasi dengan Perhimpunan Periset Indonesia (PPI).
Zamroni dalam acara itu memberikan contoh hilirisasi mengenai sawit. Kata dia, sejumlah hilirisasi sawit masih menyisakan kesenjangan pendapatan dan kemiskinan.
Tahun 2022 Lalu, Lebih Setengah Kuadriliun Rupiah Keuntungan dari Hilirisasi Produk Perkebunan
“(Hilirasi -red) nikel pun juga begitu,” ucap Zamroni.
Ia bilang, hilirisasi menjadi suatu keharusan bagi Pemerintah sekarang maupun yang akan datang.
Namun, ujarnya, hilirisasi harus dimaknai sebagai industrialisasi atau aktivitas manufaktur, menumbuhkan pohon industri di sektor perkebunan sawit.
“Dengan penciptaan rantai nilai dalam negeri melalui industri manufaktur yang terus tumbuh,” saran Zamroni.
“Serta, purchasing manager index harus tetap berada di atas 50, lebih baik bila 55, untuk memastikan bahwa dunia usaha merespon kebijakan Pemerintah,” kata dia.
Sementara itu Isa Rachmatarwata selaku Direktur Jenderal (Dirjen) Anggaran Kementerian Keuangan Republik Indonesia, mengungkapkan bahwa pengembangan hilirisasi dilakukan dalam rangka peningkatan nilai tambah.
Provinsi Aceh Kini Punya Kawah Candradimuka yang Melahirkan Praktisi Hilirisasi Sawit, Ini Dia!
Ia bilang hal tersebut telah dimulai dan terus akan ditingkatkan pada beberapa komoditas seperti kelapa sawit.
Komoditas kelapa sawit telah memiliki perkembangan peningkatan nilai tambah yang sudah cukup menggembirakan.
“Dari kelapa sawit mungkin peningkatan nilai tambahnya relatif sudah lebih jauh, sudah lebih besar daripada batubara ataupun mineral yang lain,” kata dia.
“Jenis komoditas hilirisasi kelapa sawit telah berkembang dari 54 jenis di tahun 2011 menjadi 168 jenis di tahun 2021,” tegas Isa Rachmatarwata.(T5)