InfoSAWIT SUMATERA, PUTRA JAYA – Gawat, hari-haru belakangan ini seperti menjadi hari yang suram bagi perkembangan harga penjualan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di pasar global.
Hal ini bisa diketahui dari laman Reuters yang dikutip InfoSAWIT, jejaring InfoSAWIT SUMATERA di Mitra Media Network (MMN) Group, Rabu (6/12/2023).
Disebutkan bahwa harga kontrak berjangka CPO di dua bursa global, yakni di Bursa Malaysia Derivatives Exchange (BMDE) dan Bursa Dalian, Tiongkok, anjlok lumayan dalam.
Sudahlah Belawan Off, WD Membuat Semakin Suram Harga CPO Tender KPBN Periode 5 Desember 2023
Di Bursa Malaysia, misalnya, terlihat penurunan harga kontrak berjangka CPO tersebut pada saat sesi perdagangan keempat, Rabu (6/12/202).
Penurunan itu bahkan menjadi yang terburuk dan mencapai titik yang terendah sejak 1 November 2023 yang lalu.
Hal ini terjadi seiring melemahnya harga minyak nabati lainnya di pasar global, seperti minyak kedelai dan bunga matahari.
Padahal di saat yang sama muncul perkiraan kalau stok atau persedian minyak nabati dunia juga menipis atau rendah.
Dilansir Reuters, harga kontrak acuan CPO berkode FCPOc3 untuk pengiriman Februari 2024 di BMDE menurun RM 81 per ton.
Ini setara dengan penurunan sekitar 2,14 persen menjadi RM 3,700 (US$ 792,12) per ton pada istirahat tengah hari.
Diungkapkan pedagang yang berbasis di Kuala Lumpur, adanya penurunan permintaan yang cukup besar untuk produk olein di Bursa Dalian telah mendorong harga minyak sawit terus mengalami penurunan.
“Meskipun munculnya pembeli harga murah telah menahan kerugian,” katanya dilansir Reuters.
Lantas harga kontrak minyak kedelai di Bursa Dalian berkode DBYcv1 tercatat turun 1,98 persen, sedangkan harga kontrak minyak sawit berkode DCPcv1 anjlok 3,43 persen.
Mayoritas Kebun Sawit di Jambi Milik Petani Swadaya dan Hadapi Banyak Problem, Ini Solusi Pemprov
Harga minyak kedelai atau soyabean oil di Chicago Board of Trade BOc2 turun 0,22 persen.
Perlu diketahui kalau harga CPO dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, dan saling bersaing satu sama lain dalam memperoleh bagian di pasar minyak nabati global.
Menurut Refinitiv Commodities Research, melemahnya harga minyak nabati dan bahan bakar gas telah membebani harga kelapa sawit.
Pasar kelapa sawit bergejolak karena melemahnya pasar minyak nabati lainnya. Namun untungnya, stok yang menipis mampu membatasi penurunan harga CPO tersebut. (T2/T5)