InfoSAWIT SUMATERA, PUTRA JAYA – Perdagangan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di Bursa Malaysia pada akhir pekan yang lalu, Jumat (1/12/2023), kembali menunjukan wajah murung, anjlok ke level yang terendah sejak bulan Oktober 2023.
Mengutip Reuters, InfoSAWIT (jejaring InfoSAWIT SUMATERA di Mitra Media Network Group), kemarin, menyebutlan situasi ini bahkan memunculkan kerugian di pekan kedua.
Hal ini terjado seiring menurunnya harga minyak nabati lainnya, termasuk minyak kacang kedelai, dan melorotnya permintaan.
Harga kontrak acuan CPO berkode FCPOc3 untuk pengiriman bulan Februari 2024 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange (BMDE) turun sebanyak RM 51 per ton.
Ini yang Terjadi pada Harga CPO di Bursa Malaysia Sepanjang 29 November 2023
Ini berarti terdapat penurunan sekitar 1,31 persen menjadi RM 3,844 (US$ 823,13) pada awal perdagangan ke level harga harian terendah sejak 24 November 2023.
Harga kontrak tersebut tercatat telah turun 1,44 persen sepanjang minggu ini, kendati untuk harga bulanan mencatat kenaikan 5,87 persen di sepanjang November.
Merujuk laporan data surveyor Intertek Testing Services dan AmSpec Agri Malaysia, ekspor produk minyak sawit Malaysia pada November diperkirakan meningkat antara 2 persen dan 11 persen dari bulan sebelumnya, pada Kamis (30/11/2023).
Sementara para analis menyatakan kurangnya pembelian baru dari negara pengimpor utama minyak sawit terjadi lantaran masih tingginya stok dan lemahnya permintaan membebani harga.
Luas Kebun Sawit Rakyat di Kabupaten Asahan Mengalami Pengurangan Hanya dalam Setahun
Masih dilansir Reuters, harga kontrak minyak kedelai di Bursa Dalian berkode DBYcv1 tercatat turun 1,51 persen, sedangkan harga kontrak CPO berkode DCPcv1 juga turun 1,7 persen.
Harga minyak kacang ⁸kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 0,88 persen , memperpanjang penurunan yang telah terjadj selama dua hari .
Harga CPO dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya. Ini terjadi karena masing-masing produsen minyak nabati saling bersaing guna memperoleh pangsa pasar minyak nabati global.
Berikut Pernyataan Resmi PT SMA, Anak Usaha Asian Agri, Terkait Demo FSPMI
Nilai mata uang Ringgit Malaysia= MYR , mata uang perdagangan sawit, melemah 0,28 persen terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) dan membuat CPO lebih menarik bagi pemegang mata uang asing. (T2/T5)