InfoSAWIT SUMATERA, MUARO BUNGO – Melalui kerja dan proses yang keras, petani sawit milenial dan berprestasi, Wendy Afriyandi, sukses membangun bisnis penangkaran bibit sawit di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi.
Melalui perusahaan bernama CV Anindya Agro Sejahtera. Wendy membangun penangkaran atau pembibitan sawit dari salah satu prodysen benih sawit terkemuka di Indonesia, yakni ASD Bakrie.
Dan kesuksesannya itu membuat dirinya diundang menjadi salah satu pembicara di acara workshop bertajuk “Evaluasi Data Hasil Pengolahan Sensus Pertanian 2023”.
Muda dan Berprestasi, Petani Sawit Milenial Ini Diundang Jadi Pembicara di BPS Bungo
Kegiatan tersebut, kata dia kepada InfoSAWIT SUMATERA, Sabtu (2/12/2023), digelar oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bungo di Hotel Semagi, Muaro Bungo, Kamis (30/11/2023) yang lalu.
Di acara BPS Bungo tersebut, Wendy berbicara dengan topik berjudul “Peluang Petani Milenial dalam Usaha Penangkar Bibit Kelapa Sawit”.
Ia membeberkan data dari Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian (Kementan) bahwa Indonesia saat ini membutuhkan bibit sawit berkualitas.
Jumlah yang dibutuhkan per tahun, kata Wendy mengutip data tersebut, adalag sebanyak 10.500.000 batang, sementara kemampuan penangkar hanya sekitar 6 juta bibit setahun.
Kata Wendy, ini jadi peluang bagi generasi muda untuk berbisnis penangkaran bibit sawit berlualitas, termasuk yang diproduksi oleh ASD Bakrie.
Perusahaam ini merupakan produsen benih sawit berkualitas dari Kota Kisaran, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
Kabar Buruk tentang Harga CPO Tender KPBN Periode 1 Desember 2023
Ia mengungkapkan beberapa alasan kenapa berbisnis penangkaran bibit sawit produksi ASD Bakrie menggiurkan, di antaranya yakni kapasitas per hektar (Ha) yang maksimal.
“Setiap per hektar itu bisa ditanami maksimal sampai 160 bibit sawit ASD Bakrie, dan sinar matahari yang sangat dibutuhkan tanaman tetap bisa masuk ke kebun sawit petani,” kata dia.
Sementara bibit sawit dari produsen lainnya, ucap Wendy, maksimal hanya bisa ditanam di kebun sebanyak 135 batang per hektar.
Perjuangkan Biodiesel Sawit di Pasar Ini Eropa, Indonesia Lakukan Ini ke WTO
“Hal ini terjadi karena pelepah dari pohon sawit produksi ASD Bakrie relatif pendek dan tidak menghalangi sinar matahari masuk ke kebun petani,” kata dia.
Kemudian, dari sisi produksi, pohon sawit produksi ASD Bakrie bisa lebih banyak memproduksi tandan buah segar (TBS) untuk setiap hektarnya ketimbang bibit sawit lainnya.
“Dan di Kabupaten Bungo dan sekitarnya, bibit sawit ASD Bakrie yang ada di penangkaran saya diminati dan terjual dalam jumlah yang lumayan di tingkat petani sawit,” tegas Wendy Afriyandi. (T5)