InfoSAWIT SUMATERA, MEDAN – Para buruh PT. Supra Matra Abadi (SMA) Kebun Aek Nabara yang tergabung dalam berbagai organisasi menggelar unjuk rasa di depan kantor Asian Agri, Gedung Uniland, Medan, Kamis (30/11/2023).
Dari laman koranperdjoeangan.com yang dikutip InfoSAWIT SUMATERA, Jumat (1/12/2023), disebutkan bahwa para buruh itu tergabung dalam organisasi Serikat Pekerja Pimpinan Unit Kerja (PUK) Serikat Pekerja Perkebunan dan Kehutanan, Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia PT.Supra Matra Abadi (SPPK FSPMI PT. SMA) Kebun Aek Nabara.
Sebagai informasi, PT SMA adalah salah satu anak usaha Asian Agri Group. Para buruh nekad meninggalkan pekerjaan untuk sementara waktu karena memprotes tindakan PT SMA Kebun Aek Nabara, yang beralamat di Desa S2, Kecamatan Bilah Hulu, Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara.
Wardin selaku Ketua Pimpinan Cabang (PC) SPPK-FSPMI Kabupaten Labuhanbatu dalam orasinya mengatakan, di PT SMA pekerja selalu menjadi korban kebijakan sepihak perusahaan.
“Pengusaha PT. SMA selama ini telah membuat aturan yang merugikan pekerja dan keluarganya. Sebagaimana kawan-kawan Pekerja ketahui bersama dan merasakannya,” kata Wardin dalam orasinya seperti ditulis koranperdjoeangan.com.
“Basis borong pekerja pemanen yang terlalu tinggi. Satu orang pekerja dibebankan capaian tiga ton panen kelapa sawit, padahal untuk mencapai target tersebut tidak akan mungkin bisa dilakukan seorang diri,” beber Wardin.
Sertifikasi RSPO di Indonesia Meningkat, Asian Agri Prioritaskan Dukungan untuk Petani Kecil
Maka untuk mendapat target yang dipatokan perusahaan, Wardin bilang pekerja terpaksa melibatkan istri atau anaknya untuk mencapai target.
“Padahal Istri dan anak pekerja tersebut tanpa adanya hubungan kerja dengan perusahaan. Jelas ini sangat tidak manusiawi,” ujar Wardin.
Ironisnya, kata dia, kalau pekerja tidak mendapatkan target basis borong, dan brondolan tidak terkutip bersih, maka pekerja diberikan sanksi peringatan maupun denda materi.
Program SMILE Dikerjakan Bahu-membahu oleh Apical, Asian Agri, dan KAO Corporation
“Yang lebih menyayat hati, pekerja yang mengalami sakit bukannya diberikan istirahat tetapi harus tetap bekerja walaupun ringan,” beber Wardin yang dibenarkan oleh para pekerja PT. SMA dengan teriakan.
Sementara itu Budi Syahputra Siregar SH selaku koordinator massa aksi buruh yang juga merupakan Wakil Ketua PC-SPPK-FSPMI Labuhanbatu bilang para buruh sebelumnya telah mencoba berdialog.
Ia bilang, para pekerja telah berupaya membuka ruang dialog bersama pimpinan PT. SMA, tetapi tidak ada tanggapan maupun itikad baik dari perusahaan.
Di Jepang, Apical dan Asian Agri Paparkan Program SMILE yang Sukses Bantu Petani Sawit Swadaya
“Sebenarnya dari jauh hari sudah kami sampaikan kepada pimpinan PT. SMA terkait permasalahan yang ada,” kata dia.
Pihaknya ingin mempertanyakan tentang penetapan pembayaran upah berdasarkan satuan waktu dan juga sudah buruh perselisihkan hal tersebut ke instansi terkait di Labuhanbatu.
Tetapi, kata dia, pimpinan PT. SMA di kebun Aek Nabara mengaku tidak bisa memutuskan karena segala keputusannya ada pada pimpinan tertinggi PT SMA yang ada pada kantor Asian Agri di Gedung Uniland.
“Itulah yang mendasari kami menggelar aksi demonstrasi ini, agar Pengusaha PT. SMA dan instansi terkait lebih melihat mendengar kondisi Buruhnya” tegasnya
Setelah satu jam berorasi, perwakilan massa aksi buruh diterima oleh pimpinan Asian Agri untuk berdialog.(T5)