InfoSAWIT SUMATERA, JAMBI – Persoalan kemitraan antara perusahaan dan petani kelapa sawit sering menjadi topik bahasan yang tidak kunjung usaha di jagad industri perkebunan nasional.
Apalagi kerap muncul berbagai isu yang membuat kemitraan antara perusahaan dan petani sawit terkesan terkadang muncul, terkadang tengelam.
Namun bagi Asian Agri, salah satu konglomerasi sawit nasional, urusan kemitraan dengan petani sawit adalah hal yang menjadi prioritas.
Sertifikasi RSPO di Indonesia Meningkat, Asian Agri Prioritaskan Dukungan untuk Petani Kecil
Hal tersebut bisa disimak dari pernyataan Manager Sustainability Operation and CSR Asian Agri, Putu Grhyate Yonata Aksa l, saat menjadi pembicara dalam sebuah acara seminar berskala nternasional.
Seminar itu, seperti dikutip InfoSAWIT SUMATERA dari akun media sosial (medsos) Asian Agri, Jumat (24/11/2023), bertema “Integration of Production, Social and Ecological Functions on the Land Uses Sustainable Management”.
Seminar tersebut diadakan oleh Univesitas Jambi (Unja) pada hari Rabu, 15 November 2023.
Program SMILE Dikerjakan Bahu-membahu oleh Apical, Asian Agri, dan KAO Corporation
Dalam pemaparannya Putu menyampaikan bagaimana Asian Agri menempatkan kemitraan dengan ppetani kelapa sawit menjadi bagian penting dalam bisnis perusahaan.
“Kami merupakan pionir dalam program perkebunan inti rakyat-transmigrasi (PIR-Trans),” ungkap Putu Grhyate Yonata Aksa l.
Dan kini pihaknya membantu para petani dalam mengelola kebun kelapa sawit seluas 60.000 hektar (ha) milik petani plasma dan 42.500 ha milik petani swadaya.
Bahagianya Setiyono Melihat Program “Petani Sawit Milenial” Aspek-PIR dan BPDPKS Menuai Kesuksesan
Melalui kemitraan itu pihaknya membantu para petani kelapa sawit untuk meningkatkan perekonomian mereka melalui pelatihan dan pendampingan.
Tujuannya, ucap Putu Grhyate Yonata Aksa l, adalah untuk mendapatkan sertifikasi keberlanjutan seperti Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), dan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).
“Kami mengadakan berbagai pelatihan mengenai praktik-praktik keberlanjutan yang harus dipahami dan dilaksanakan oleh para petani,” ucap Putu.
Di Jepang, Apical dan Asian Agri Paparkan Program SMILE yang Sukses Bantu Petani Sawit Swadaya
Contohnya, kata dia, pelatihan tentang bagaimana mengelola sumber daya manusia (SDM) yang bekerja di perkebunan kelapa sawit milik petani.
“Hingga pelatihan penggunaan bibit kelapa sawit unggul untuk meningkatkan produktivitas kebun tanpa memperluas lahan,” beber Putu.
Pihaknya juga membantu para petani kelapa sawit dalam mengelola peremajaan lahan di kebun kelapa sawit milik para petani sendiri.
Ini Harapan Kakan Pertanahan Siak Terkait MoU Antara SPKS dan ATR/BPN Riau
Dengan demikian, kata Putu, produksi gandan buah segar (TBS) yang saat ini menurun karena umur pohon kelapa sawit yang sudah tua dapat kembali meningkat.
“Pendampingan yang dilakukan Asian Agri merupakan bagian dari #AsianAgri2030, pilar pertama, yaitu kemitraan dengan petani,” tegas Manager Sustainability Operation and CSR Asian Agri, Putu Grhyate Yonata Aksa l.(T5)