InfoSAWIT SUMATERA, PANGKALAN BUN – Sertifikasi Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) dan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) bukan sekadar proses sertifikasi biasa bagi para pelaku usaha sawit.
Dua sertifikasi ini mewajibkan para pelaku usaha sawit untuk mematuhi banyak hal, termasuk di antaranya adalah aspek ketelusuran atau tracebility, saat menjalankan usaha perkebunan sawit.
Hal ini jugalah yang dipedomani oleh manajemen PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS Group), sebuah konglomerasi sawit swasta nasional.
Prestise! Delapan PKS Milik SSMS Group Raih Zero Accident Award
Nah, guna mendukung ketertelusuran minyak kelapa sawit Indonesia, SSMS Group telah mengimplementasikan integrasi sertifikasi RSPO dan ISPO untuk seluruh unit bisnisnya.
Dari keterangan resmi yang diperoleh InfoSAWIT SUMATERA, Minggu (19/11/2023), disebutkan bahwa tiga dari tujuh unit bisnis SSMS telah menyelesaikan audit eksternal.
“Tiga unit usaha tersebut yakni PT Sawit Multi Utama (SMU), PT Tanjung Sawit Abadi (TSA) dan PT Mirza Pratama Putra (MPP),” ucap Group Head Sustainability SSMS, Henky Satrio Wibowo.
Enaknya Petani Sawit di Daerah Ini. Sudahlah Dibina Perusahaan, Dapat Pula Insentif
Kata dia, proses audit ekternal tersebut dilakukan dengan berbasis integrasi RSPO dan ISPO pada semester I 2023 oleh badan sertifikasi independen.
Henky Satrio Wibowo mengatakan bahwa implementasi dari kedua skema sertifikasi ini tidak hanya sebagai penyediaan regulasi.
“Namun juga sebagai wujud tekad dan kesungguhan SSMS dalam mewujudkan tata kelola yang baik,” ucap Henky Satrio Wibowo.
Industri Makanan dan Minuman di Indonesia Pun Berpotensi Terimbas EUDR
“Termasuk dengan tidak ada deforestasi, tidak ada penanaman baru di lahan gambut dan tidak ada pembakar,” ia menambahkan.
Henky bilang, SSMS melalui komitmen dan inisiatif tersebut mengakhiri kebijakan secara konsisten dapat dijalankan dengan baik secara internal.
Serta, kata Henky, memastikan kebijakan tersebut dijalankan oleh para pihak ketiga atau penyuplai tandan buah segar (TBS) untuk SSMS.
Kebun Sawit Diyakini Bisa Membuat Indonesia Hentikan Impor Jagung
“Adanya integrasi kedua skema ini akan memperkuat ketertelusuran rantai pasokan dan memastikan tidak adanya produk minyak kelapa sawit yang melanggar aturan,” ucapnya.
Untuk itu, kata dia, SSMS melakukan pendampingan dan pengawasan kepada seluruh pemasok TBS sebagai bagian dari rantai pasokan dan ketertelusuran TBS.
Selain itu, Henky bilang SSMS juga akan mengambil peran dalam mempercepat implementasi sertifikasi ISPO di Indonesia agar sejalan dengan tuntutan tujuan pembangunan berkelanjutan global.
Langkah ini sebagai wujud penguatan komitmen SSMS guna menerapkan tata kelola sawit yang ramah lingkungan.
“Serta meningkatkan daya saing produk minyak sawit asal Indonesia, baik di pasar domestik maupun pasar internasional,” kata Henky.
Henky optimis kelangsungan usaha kelapa sawit dalam jangka panjang akan terjamin dan berupaya menjadikan SSMS sebagai perusahaan industri hijau.
“Khususnya dengan proses bisnis yang berkelanjutan yang tetap memperhatikan aspek lingkungan dan sosial, bukan semata aspek ekonomi saja,” tegas Henky Satrio Wibowo.(T5)