Buku Mitos vs Fakta Sawit Ditelaah di Universitas Udayana Bali

oleh -909 Dilihat

InfoSAWIT SUMATERA, DENPASAR – Buku “Mitos vs Fakta Sawit: Industri Minyak Sawit Indonesia dalam Isu Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Global” edisi keempat ternyata memantik perhatian puluhan mahasiswa dari Program Studi Agribisnis Universitas Udayana, Provinsi Bali.

Bertempat di Aula Nusantara Agrokomplek Universitas Udayana, buku yang diterbitkan oleh Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) ditelaah sedemikian rupa, kemarin.

Kegiatan tersebut, berdasarkan keterangan resmi yang diterima InfoSAWIT SUMATERA, dibuka oleh Dr Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya SP M.Agr selaku Dekan Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Udayana.

Acara ini juga melibatkan akademisi dari berbagai program studi di Universitas Udayana sebagai pembedah buku, yakni Prof Dr Ir Made Antara MS selaku Dosen Program Studi Agribisnis Faperta.

Tungkot Sipayung Mampu Buktikan Sawit Tidak Boros Air

Lalu Ni Nyoman Clara Listya Dewi SIP MA sebagai Dosen Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).

Selanjutnya, Dr I Wayan Rai Widarta STP MSi selaku dosen Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pangan.

Di situ Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya
berpesan kepada para mahasiswa Faperta untuk memanfaatkan seminar tersebut.

Khususnya, kata dia, sebagai momentum untuk lebih mengenal sawit sebagai komoditas perkebunan utama bagi Indonesia.

Buku “Mitos Vs Fakta: Industri Minyak Sawit Indonesia” Sukses Bikin Heboh IPB University

Kabul Wijayanto selaku Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana BPDPKS turut hadir sebagai pembicara di acara tersebut.

Ia mengungkapkan bahwa sawit merupakan sektor penting bagi perekonomian Indonesia, termasuk sebagai sumber devisa ekspor.

Kabul Wijayanto mengingatkan besarnya peran sawit dan produk turunannya dalam kehidupan umat manusia saat ini.

Pria ini lalu mengutip slogan yang disampaikan Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrachman, saat menjadi pembicara dalam acara “19th Indonesia Palm Oil Conference” di Westin Hotel, Nusa Dua, Bali, pada pekan lalu.

BPDPKS Sebut Mahasiswa Sebagai Influencer yang Bagus untuk Sawit Baik

Slogan tersebut berbunyi “No Palm Oil, No Life” atau “Tidak Ada Minyak Sawit , Tidak Ada Kehidupan”.

Di acara bedah buku itu Kabul juga mengungkapkan berbagai tantangan yang dihadapi oleh industri sawit saat ini, baik yang berasal dari global maupun domestik.

Kata dia, salah satu penyebab
munculnya tantangan tersebut karena ketidaktahuan publik global maupun domestik terhadap sawit dan peranannya.

Kabul menilai banyak masyarakat di Eropa tidak mengetahui bahwa pohon sawit memiliki tinggi tanaman sekitar 15-18 meter dengan canopy cover yang tinggi.

Pakar IPB University Yakin Oleokimia Sawit Bisa Bebas dari Banned Uni Eropa, Ini Alasannya!

Kondisi fisik pohon sawit tersebut, ucap Kabul Wijayanto, dapat berperan sebagai “paru-paru” ekosistem.

“Oleh karena itu, kehadiran buku Mitos Vs Fakta Sawit Edisi Keempat yang berbasis data dan studi empiris berperan penting dalam mengadvokasi publik,” ucap Kabul.

Sementara iru, saat membuka sesi bedah buku, Dr Ir Tungkot Sipayung sebagai Ketua Tim Penyusun dan Sosialisasi Buku Mitos Vs Fakta Sawit Edisi Keempat mengungkapkan alasan dilakukannya kegiatan bedah buku di Universitas Udayana tersebut.

Kata dia, meskipun tidak ada kebun
sawit di Bali, Universitas Udayana menjadi target sosialisasi karena terkait banyak hal yang krusial.

Polbangtan Medan Bakal Kukuhkan Ratusan Mahasiswa Baru, Termasuk Mahasiswa Perkebunan

“Pertama, Bali adalah jendela Indonesia ke dunia internasional. Mahasiswa di Bali harus
memahami sawit dan kontribusinya baik bagi masyarakat Indonesia maupun global,” ucap Tungkot.

Pihaknya berharap mahasiswa Udayana dapat menjadi promotor yang menyebarkan informasi kebaikan sawit atau menjawab mitos atau isu sawit kepada turis mancanegara yang mengunjungi Bali.

“Kedua, hilirisasi sawit ada di Bali. Banyak produk sawit seperti minyak goreng, margarin, sabun, shampo, conditioner, hingga biodiesel yang digunakan oleh sektor pariwisata di Bali,” ucap Tungkot.

Putra kelahiran Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) ini bilang hal itu menunjukkan bahwa pasar produk sawit di Bali sangat besar dan berpotensi masih terus berkembang ke depannya.

“Kami Tak Minta Dua Hektar, Setengah Hektar Pun Jadilah!”

Dan Ketiga, ucap Tungkot, banyak forum sawit baik skala nasional maupun internasional dilaksanakan di Bali.

“Misalnya acara IPOC sebagai konferensi industri sawit terbesar di dunia yang turut mengundang berbagai stakeholder sawit nasional maupun global diselenggarakan setiap tahun di Bali,” kata Tungkot.

Dalam paparannya, Direktur Eksekutif PASPI ini juga menekankan bahwa hanya minyak sawit satu-satunya minyak nabati dunia yang memiliki tata kelola berkelanjutan dan
sistem berkelanjutan.

“Masyarakat Eropa bilang sawit tidak sustainable, faktanya hanya sawit yang punya sertifikasi sustainability seperti ISPO, MSPO, RSPO, sedangkan minyak rapeseed, minyak sunflower, minyak kedelai tidak punya itu” ungkap Dr Tungkot Sipayung.

Di Natal, Cuma Dua Perusahaan Sawit yang Mau Bangun Kebun Plasma

Hal tersebut jadi salah satu isu yang banyak beredar di sosial media.

Oleh karena itu, Dr Tungkot Sipayung juga berpesan kepada mahasiswa Udayana yang mengikuti acara bedah buku untuk selalu melakukan check and re-check atas isu atau mitos sawit yang tersebar di sosial media.

Di acara itu, para akademisi pembedah juga turut mengapresiasi dengan diterbitkannya “Buku Mitos Fakta Sawit Edisi Keempat”.

Mereka menilai buku itu dapat dijadikan sebagai bahan edukasi dan literasi scientific-based bagi mahasiswa dan akademisi.

Wayan Supadno Tertawakan Hasil Tender Harga CPO KPBN dan Sindir Proyek IKN

Selain itu, mereka menilai buku ini juga dapat menjadi bahan diplomasi sawit Indonesia karena memuat informasi terkait kontribusi sawit.

Khususnya, kata dia, dalam peningkatan kesejahteraan petani sawit, sumber devisa bagi Indonesia, dan berkontribusi dalam pencapaian Tujuan Pembangunam Berkelanjutan atai Sustaianable Development Goals (TPB/SDGs)

Dalam acara Bedah Buku Mitos Vs Fakta Sawit Edisi Keempat di Universitas Udayana juga diumumkan pemenang lomba konten kreatif sawit kategori video dan infografis
yang telah diikuti oleh mahasiswa se-Bali.

Kini Ada Rumah Sawit Karya PKGA IPB, Sudah Diterapkan di Sumut, Lampung, dan Kalteng

Karya peserta lomba mengangkat topik-topik dalam Buku Mitos Vs Fakta Sawit Edisi Keempat. Hasil karya peserta dapat dilihat pada https://palmoilina.asia/program-bedah-buku/mitos-fakta-unud/.
(T5)

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dengan bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Untuk informasi langganan dan Iklan silahkan WhatsApp ke Marketing InfoSAWIT_01 dan Marketing InfoSAWIT_02 atau email ke sawit.magazine@gmail.com