InfoSAWIT SUMATERA, NUSA DUA – Pemerintah Indonesia diminta oleh para pengusaha dari India untuk tidak lagi membuat beragam kebijakan yang akhirnya malah mempersulit proses ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).
Sebab, sikap Pemerintah Indonesia tersebut justru membuat India kelimpungan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri mereka sendiri.
“Perlu diketahui kalau India merupakan negara tujuan ekspor kalapa sawit Indonesia yang terbesar. Karena tingginya permintaan akan minyak sawit, diharapkan Pemerintah Indonesia bisa mempermudah ekspor komoditas itu ke India,” kata Dr BV Mehta, kemarin.
APICAL Dukung Pemerintah Indonesia untuk Mengembangkan SAF ke Pasar Internasional
Perlu diketahui kalau pria tersebut merupakan Direktur Eksekutif The Solvent Extractors’ Association of India (SEA), sebuah asosiasi bagi para pengusaha pengolahan minyak nabati India.
Mehta menyampaikan hal tersebut dalam acara Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2023 yang berlangsung mulai 1-3 November 2023 di Nusa Dua, Denpasar, Provinsi Bali.
“Kami berharap Pemerintah Indonesia dapat meninjau kembali kebijakan (domestic market obligation/DMO minyak goreng -red) yang sedang berlangsung,” kata Mehta.
Turun Signifikan Harga CPO dan Palm Kernel Mitra Plasma Sumbar Periode I (1-7) November 2023
Menurut Mehta, banyak faktor yang membuat kebutuhan minyak sawit global, termasuk di India, terus meningkat.
Ia mencontohkan pertumbuhan penduduk India sendiri yang masih mengalami peningkatan, sehingga mengakibatkan terjadinya peningkatan konsumsi minyak nabati.
“Pada tahun 2008-2009, India membutuhkan sebesar 14,1 juta ton minyak mabati. Namun jumlah itu meningkat menjadi 22,5 juta ton pada tahun 2021-2022,” kata dia.
“Ketergantungan terhadap impor minyak nabati saat ini mencapai 65 persen, dan ini cukup mengkhawatirkan,” ujar Mehta menambahkan.
Saat produksi minyak nabati meningkat perlahan, menurut Mehta, permintaan di pasar justru meningkat pesat sehingga mengakibatkan peningkatan impor.
Lebih lanjut Mehta menyebutkan bahwa komoditas utama yang diimpor India adalah minyak kelapa sawit yang 60 persen mayoritas diperoleh dari Indonesia, Malaysia dan sedikit dari Thailand.
Petani Sawit dari Berbagai Negara Terancam Hilang dari Rantai Pasok
Kata dia, konsumsi minyak kelapa sawit di India mencapai 25 juta ton, atau 33 persen dari total konsumsi minyak nabati nasional India.
“Lalu diikuti oleh minyak kedelai (24 persen), dan minyak bunga matahari (8 persen). Minyak kelapa sawit terkenal di sektor restoran, dan katering,” terang Mevta.
Ia bilang India sebenarnya tidak berpangkutangan. Saat ini India sedang berupaya untuk memenuhi kebutuhan secara mandiri melalui pembangunan perkebunan kelapa sawit di dalam negeri.
Mereka juga telah membuat standar sertifimasi minyak sawit yang disebutkan dengan nama Indian Palm Oil Sustainability Framework (IPOS).
“Sertifikasi IPOS memberika tujuan agar kami bisa menjalankan industr kelapai sawit yang berkelanjutan,” tegas Dr BV Mehta.(T5)