InfoSAWIT SUMATERA, NUSA DUA – Selain Indoa dan Pakistan, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) juga menjadi pangsa pasar yang sangat besar bagi produk minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) bagi Indonesia.
Namun, jika merujuk pada paparan dari Alvin Tai, seorang Soft Commodity Analyst Bloomberg, pasar Tiongkok sering kali berdinamika bagi produk CPO Indonesia, sering naik dan turun.
Hal itu dikemukakan Alvin Tai dalam berbagai kesempatan pada acara Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2023 yang berlangsung mulai 1-3 November 2023 di Nusa Dua, Kota Denpasar, Provinsi Bali.
Sering Kelimpungan, India Minta Pemerintah Indonesia Tidak Lagi Mempersulit Ekspor CPO
Kata dia, pasar minyak nabati, termasuk CPO, di Tiongkok memiliki potensi yang besar, sama seperti pasar minyak nabati di India dan Pakistan.
“Meskipun harus diakui bahwa saat ini terjadi kecenderungan penurunan populasi penduduk di Tiongkok yang terjadi pada beberapa tahun terakhir,” ucap Alvin Tai.
Hal ini, kata Alvin Tai, berpotensi mengakibatkan terjadinya penurunan permintaan terhadap produk minyak goreng.
Ehh, Pakistan Pun Ikut Mengeluh, Berharap Dapat Lebih Banyak CPO dari RI
Tetapi ia sangat yakin kalau penurunan kebutuhan tersebut tidak mungkin terjadi secara langsung.
Artinya, ucap Alvin Tai, masih ada kemungkinan permintaan sawit yang tinggi untuk beberapa tahun ke depan.
Tiongkok sebagai salah satu tujuan ekspor Indonesia, menurut Alvin Tai, mengalami penurunan demand atau peemintaan yang diakibatkan oleh penurunan populasi penduduk usia produktif.
APICAL Dukung Pemerintah Indonesia untuk Mengembangkan SAF ke Pasar Internasional
Ia memprediksi pasar China akan mengalami penurunan kebutuhan sawit dalam wajtu dua tahun ke depan.
“Terbuka peluang yang cukup baik bagi Indonesia untuk menjual sawit kepada kami, sebelum terdapat penurunan permintaan yang akan terjadi akibat penurunannya populasi di Tiongkok,” ujar Alvin Tai.
Sebelumnya Dr BV Mehta selaku Direktur Eksekutif The Solvent Extractors’ Association of India (SEA) bilang India membutuhkan lebih banyak lagi CPO dari Indonesia.
Di Tiongkok, Presiden Jokowi Minta Presiden Sri Lanka Cabut Larangan Impor Minyak Sawit
Abdul Rasheed Janmohammed selaku Chief Executive Pakistan Edible Oil Conference (PEOC) dan Westbury Group juga mengungkapkan kalau Pakistan membutuhkan CPO asal Indonesia lebih banyak lagi.
Namun, baik Dr BV Mehta maupun Abdul Rasheed Janmohammed menyanpaikan kritik dan permohonan agar Pemerintah Indonesia mau membuka diri lebih lebar.
Terutama yang menyangkut pada kebijakan domestic market obligation (DMO) minyak goreng yang mengakibatkan pengurangan ekpor CPO ke Bdia dan Pakistan.(T5)