InfoSAWIT SUMATERA, NUSA DUA – Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto membuka sekaligus memberikan kata sambutan secara daring dalam acara pembukaan acara The 19th Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) and 2024 Price Outlook, Kamis (2/11/2023).
Kepada para pelaku usaha sawit yang berkumpul Westin Hotel, Nusa Dua, Denpasar, Provinsi Bali, Airlangga mengatakan bahwa industri kelapa sawit yang merupakan bagian integral dari ekonomi global.
“Sekaligus berperan penting dalam perekonomian nasional telah berhasil berkontribusi dalam penciptaan lapangan kerja produktif dan kesempatan kerja,” kata Airlangga dalam bahasa Inggris.
Mona Surya IPOC 2023 Bakal Dibuka Menko Perekonomian dan Dihadiri Dua Menteri Lain
Selain itu, ia bilang industri sawit juga telah membantu program ketahanan pangan dan energi, serta penyediaan barang-barang konsumsi.
“Hal tersebut turut berdampak pada penurunan tingkat kemiskinan di kalangan petani pedesaan, termasuk bagi petani kecil,” kata pria yang juga merupakan Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
Dalam acaa yang turut dihadiri InfoSAWIT SUMATERA tersebut, Airlangga memerkirakan bahwa populasi dunia akan mencapai 9,8 miliar jiwa pada tahun 2050.
Sekjen GAPKI: Tak Perlu Bela Membabi-buta, Sampaikan Beragam Manfaat dan Kebaikan Sawit
Karena itu ia yakin kalau masyarakat dunia akan memerlukan tambahan 200 juta ton produksi minyak nabati pada saat tersebut.
“Minyak sawit merupakan cara yang berkelanjutan dan efisien untuk memenuhi permintaan minyak nabati yang terus meningkat,” ucap Airlangga.
“Kelapa sawit juga mendukung penyediaan bahan bakar transportasi yang lebih ramah lingkungan, seperti bahan bakar penerbangan berkelanjutan,” kata dia lagi.
Ini Alasan di Balik Menguatnya Harga Referensi CPO Periode 1-15 November 2023
Indonesia, ucap Airlangga, telah mengembangkan SAF yang dikenal dengan BioAvtur 2.4% atau J2.4.
Nah, untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit, Menko Perekonomian mengungkapkan kalau Indonesia telah melakukan penanaman kembali atau replanting sawit seluas 200.000 hektar sejak tahun 2007.
“Dan seluas 180.000 hektar sedang dilakukan penanaman kembali di tahun ini dengan mengalokasikan anggaran sebesar USD 386 juta,” kata dia.
Tanaman Sawit Membuat Pertamina dan Garuda Indonesia Berani Rombak Industri Aviasi Nasional
Di tingkat global, Menko mengingatkan ada inisiatif pihak Uni Eropa untuk menghambat produk sawit asal Indonesia melalui kebijakan European Union Deforestation Regulation (EUDR).
Ia mengataman kalau EUDR ini untuk membatasi deforestasi yang disebabkan oleh kegiatan kehutanan dan pertanian di seluruh dunia.
“Dan ini akan memberikan dampak langsung pada komoditas utama Indonesia yakni kelapa sawit, kopi, kakao, karet, kedelai, sapi, dan kayu,” kata dia.
Soal EUDR, Ini Pesan Presiden Jokowi ke PM Belanda Mark Rutte
Tetapi ia menegaskan kalau Pemerintah Indonesia siap berkolaborasi dengan Uni Eropa dalam membangun kerangka kerja yang mendorong pertanian berkelanjutan.
“Termasuk produksi minyak nabati, dengan cara yang inklusif, holistik, adil, dan tidak diskriminatif,” ucap Menko Perekonomian.
“Sangat penting bagi Uni Eropa untuk mengakui dan menyadari sepenuhnya bahwa standar keberlanjutan nasional negara-negara produsen dapat memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk mengakses pasar Uni Eropa,” tegas Menko Airlangga.
Pakar IPB University Yakin Oleokimia Sawit Bisa Bebas dari Banned Uni Eropa, Ini Alasannya!
Selain itu ia mengungkapkan bahwa The Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) juga telah menjalin komunikasi intensif dengan komisi Uni Eropa untuk mengatasi tekanan tersebut.
Dari proses itu, ia katakan telah menghasilkan enam tim kerja termasuk inklusivitas petani kecil, skema sertifikasi yang relevan, ketertelusuran, data ilmiah mengenai deforestasi dan degradasi hutan, serta perlindungan data privasi.
“Pemerintah juga telah mengembangkan clearing house untuk memastikan seluruh komoditas perkebunan yang akan diekspor dapat ditelusuri untuk menjamin pasar global bahwa produk-produk tersebut dihasilkan dari perkebunan yang berkelanjutan,” kata dia.
Purnatugas, Dubes Uni Eropa untuk Indonesia Bilang Begini Terkait EUDR
Pada kesempatan itu Menko Airlangga juga menjelaskan bahwa pengembangan kelapa sawit berkelanjutan turut didorong melalui Indonesia Sustainable Palm Oil Plantation Certification System (ISPO).
Sertifikasi ISPO, ujarnya, menjamin praktik produksi yang dilakukan oleh perusahaan dan petani kelapa sawit mengikuti prinsip dan kaidah keberlanjutan.
Selain ISPO, ucapnya, Pemerintah Indonesia juga mendukung proses sertifikasi secara sukarela melalui skema Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
Ini Kendala Anggota Apkasindo Jambi dalam Proses Sertifikasi RSPO dan ISPO
Ia menyebutkan, ndustri kelapa sawit berkontribusi dalam menopang pemulihan ekonomi, serta aspek sosial dan lingkungan masyarakat.
Dengan bekerja sama, Airlangga bilang semua pihak di Indonesia dapat mencapai tujuan untuk perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan.
“Kemudian pembangunan rendah karbon, berketahanan iklim dan berkelanjutan, serta penguatan industri minyak sawit dalam negeri,” pungkas Menko Airlangga. (T5)