InfoSAWIT SUMATERA, JAKARTA – Dibandingkan produk pengolahan kayu, perkebunan kelapa sawit memberikan sumbangsih terhadap keuntungan yang diraih oleh PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) untuk kuartal ketiga di tahun 2023 ini.
Andrianto Oetomo selaku Direktur Utama PT DSNG dalam keterangan resmi yang diterima InfoSAWIT SUMATERA, Rabu (1/11/2023), menyebutkan bahwa cuan yang berhasil diraup mencapai Rp 6,6 triliun.
Tetapi, kata dia, bila dibandingkan pada periode yang sama pada tahun lalu atau year on year (yoy) jumlah keuntungan ini relatif sama dengan periode tahun lalu.
Nah, Andrianto bilang segmen kelapa sawit masih menjadi kontributor utama pendapatan Perseroan dengan menyumbang 88 persen dari total pendapatan atau setara dengan Rp 5,8 triliun.
Artinya, keuntungan yang diberikan komoditas sawit di periode ini naik 7 persen dibandingkan pendapatan kelapa sawit pada periode yang sama tahun lalu.
Ia mengungkapkan, semua capaian ini didorong oleh peningkatan produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang mengalami kenaikan sebesar 7,5 persen secara YoY.
Pakar IPB University Yakin Oleokimia Sawit Bisa Bebas dari Banned Uni Eropa, Ini Alasannya!
Hal ini dipicu oleh membaiknya produktivitas tandan buah segar (TBS) dari perkebunan sawit milik Perseroan, khususnya pada kuartal ketiga tahun ini.
Andrianto mengatakan, pada sembilan bulan pertama tahun ini, produksi TBS DSNG naik 5,5 persen dibandingkan tahun lalu.
Sedangkan secara kuartalan, kata dia, baik dari kebun inti maupun plasma, mengalami peningkatan produktivitas yang signifikan, dengan kenaikan sebesar 14,5 persen untuk kebun inti dan 16,4 persen untuk plasma.
Ini Profil DSNG, Salah Satu Perusahaan Sawit Swasta Nasional
“Produksi CPO, palm kernel (PK) dan palm kernel oil (PKO) DSNG juga mengalami peningkatan, masing – masing sebesar 11 persen, 13 persen, dan 11 persen,” kata dia.
Selain itu, ia mengungkapkan, OER pun menunjukkan peningkatan dari 22,84 persen pada kuartal ke-2 atau Q2 2023 menjadi 23,50 persen pada Q3 2023.
Meskipun, ujarnya, dibandingkan tahun sebelumnya OER hingga September tahun 2023 masih lebih rendah 0,5 persen.
Ini Cara yang Dipakai DSNG untuk Pastikan Produk Sawit Mereka Bebas Deforestasi
“Harga rata-rata penjualan atau average selling price (ASP) CPO juga lebih baik pada tahun ini senilai Rp 11,5 juta per ton,” kata Andrianto.
Meskipun demikian, ia mengatakan peningkatan pendapatan DSNG dalam periode ini juga diimbangi dengan
meningkatnya biaya pokok penjualan sebesar 11 persen, atau sekitar Rp 4,9 triliun.
“Ini terutama disebabkan oleh kenaikan biaya pupuk, baik dari segi harga pupuk global maupun volume,” kata Andrianto.
Kuartal I 2023, Kocek DSNG Bertambah Tebal. Ini Penyebabnya!
“Belum berakhirnya perang Rusia dan Ukraina menyebabkan harga pupuk masih berfluktuasi,” ia menegaskan. (T5)