InfoSAWIT SUMATERA, JAKARTA – Selama sembilan bulan atau kuartal ke-3 2023 ini PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) dipastikan meraup cuan atau keuntungan sebesar Rp 6,6 triliun, baik dari unit bisnis pengolahan kelapa sawit sampai pengolahan kayu.
Namun ternyata, seperti keterangan resmi yang diterima InfoSAWIT SUMATERA, Rabu (1/11/2023), laba bersih yang diterima DSNG tersebut tergerus oleh cost of sales atau biaya pokok penjualan.
Kata Andrianto Oetomo selaku Direktur Utama PT DSNG, persentasenya pun cukup besar, yakni meningkat 11 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
DSNG Raup Cuan Rp 6,6 Triliun, Sumbangsih Terbesar dari Sawit
“Kenaikan biaya pokok penjualan ini ikut berkontribusi pada penurunan laba bersih Perusahaan sebesar 44 persen menjadi Rp 504 miliar dan penurunan EBITDA sebanyak 24 persen menjadI Rp 1,6 triliun,” kata dia.
Di saat yang sama, kondisi pasar produk kayu juga belum menunjukkan kinerja terbaiknya saat ini, dengan pendapatan turun 33 persen menjadi Rp 800 miliar.
Andrianto memaparkan fakta lain, bahwa tingkat suku bunga yang cenderung bertahan tinggi di negara-negara tujuan ekspor seperti Amerika Serikat, Kanada, Uni Eropa, dan Jepang, sangat berpengaruh.
Ini Profil DSNG, Salah Satu Perusahaan Sawit Swasta Nasional
“Khususnya terhadap lesunya pasar properti di negara-negara tersebut, yang kemudian berdampak pada turunnya permintaan produk kayu DSNG,” kata dia.
Walaupun demikian, pihaknya menegaakan bahwa penjualan kayu DSNG pada setiap kuartal di sepanjang tahun 2023 terus
menunjukkan peningkatan.
Misalnya untuk penjualan produk panel dan engineered flooring di kuarter ketiga tahun 2023 masing-masing meningkat sebesar 18 persen dan 6 persen bula dibandingkan secara kuartal (QoQ).
Ini Cara yang Dipakai DSNG untuk Pastikan Produk Sawit Mereka Bebas Deforestasi
Namun, kata dia, apabila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2022, penjualan produk panel dan engineered flooring lebih rendah masingmasing sebesar 18.2 persen dan 40.4 persen.
“Sementara itu DSNG masih mengalami pertumbuhan total aset sebesar Rp 650 miliar atau 4 persen, yang didorong oleh peningkatan saldo kas, persediaan dan aset tetap hasil realisasi belanja modal,” kata dia.
Sedangkan total liabilitas, ujarnya, tercatat naik 6 persen menjadi Rp 7,6 trilliun seiring peningkatan pinjaman modal kerja perbankan.
Kuartal I 2023, Kocek DSNG Bertambah Tebal. Ini Penyebabnya!
“Serta dampak translasi selisih kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada pinjaman bank dalam denominasi dolar seiring melemahnya mata uang Rupiah,” tegas Andrianto.
Sebagai informasi tambahan, DSNG didirikan pada 29 September 1980. Perusahaan ini bergerak di bidang industri kelapa sawit dan produk kayu.
Saat ini, Perseroan memiliki perkebunan kelapa sawit dengan lahan tertanam 112,5 ribu hektar dan 12 pabrik kelapa sawit dengan total kapasitas 675 ton per jam, yang
mengolah TBS menjadi CPO.
Ini 26 Emiten Sawit di Bursa Efek Indonesia yang Bisa Anda Miliki Sahamnya
Sedangkan di segmen usaha produk kayu, Perseroan memiliki 2 pabrik pengolahan kayu di Jawa Tengah, dengan kapasitas produksi sebesar 150.000 m2 engineered flooring dan 12.000 m3 panel.(T5)