Ditjenbun dan PT RPN Sepakat Melakukan Introduksi Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit

oleh -1589 Dilihat

InfoSAWIT SUMATERA, JAKARTA – Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian (Kementan) dan PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN) sepakat untuk melakukan introduksi serangga penyerbuk kelapa sawit.

Berdasarkan keterangan resmi pihak Ditjenbun yang diperoleh InfoSAWIT SUMATERA, Rabu (24/10/2023), disebutkan bahwa kesepakatan itu terjadi setelah kedua pihak bertemu di kantor Kementerian Pertanian di Jakarta, kemarin.

Kesepakatan kedua pihak ini juga dalam rangka menunjang terjadi industri kelapa sawit nasional yang dijadikan role model dalam mewujudkan sebuah akselerasi.

Khususnya yang terkait dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (TPB/SDGs) yang ditargetkan harus bisa tercapai di tahun 2030.

Sering Ditanyai Presiden Jokowi, Kementan dan BRIN Galang Kerjasama Hasilkan Benih Varietas Unggul, Termasuk Sawit

Selain itu, perlu diketahui bahwa Ditjenbun mendukung usulan riset pengembangan bahan tanam yang disampaikan oleh pihak Risearch and Development (R&D) Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).

Diketahui bahwa pihak GAPKI mengusulkan penggunaan inisiatif Kementerian Pertanian dengan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) demi memajukan perkebunan kelapa sawit nasional di masa depan.

Dalam pertemuan itu pihak PT RPN terdiri dari beberapa orang yakni Iman Yani Harahap selaku Direktur Utama PT RPN, Edwin Lubis (Kepala Pusat Penelitian Kelapa Sawit/PPKS Medan), Akmal Agustira (PT RPN), dan lainnya.

Menurut informasi Ditjen Perkebunan diketahui bahwa saat ini total varietas seluruh tanaman perkebunan yang telah dilepas sebanyak 512 varietas.

Dimotori Sumarjono Saragih dan Nursana Marpaung, Tim JAGASAWITAN Audiensi ke Kadisnaker Sumut

Kata Dirjenbun Andi Nur Alam Syah, pengayaan SDGs dimaksudkan untuk mencari, mengumpulkan dan mengintroduksi plasma nutfah baru guna pengayaan SDGs nasional.

Serta, kata Dirjenbun, memanfaatkan material introduksi yang diperoleh untuk mendukung riset pengembangan bahan tanaman unggul guna meningkatkan produktivitas kelapa sawit nasional.

Andi Nur menambahkan, jika hal ini dijalankan dengan komitmen dan kolaborasi yang baik, maka kontribusi bahan tanaman terhadap peningkatan produktivitas relatif signifikan, potensinya bisa mencapai 11 ton per hektar (Ha) per tahun.

Lebih lanjut Andi Nur menambahkan, tujuan SDGs yang ingin dicapai melalui penguatan kelapa sawit diantaranya ke depan diharapkan dapat mengurangi kemiskinan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi.

Kini Ada Rumah Sawit Karya PKGA IPB, Sudah Diterapkan di Sumut, Lampung, dan Kalteng

Sekaligus, kata dia, menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan dengan pertanian yang berkelanjutan, salah satunya melalui program peremajaan sawit rakyat (PSR).

“Kami berharap kelapa sawit bisa diproduksi dengan baik dan mencukupi ketersediaan hingga 2025 dan seterusnya,” kata dia.

Dengan demikian, ujarnya, hal ini bisa memberikan pasokan yang cukup bagi industri makanan, termasuk minyak goreng dan makanan berbasis sawit.

“Selain itu, kelapa sawit memiliki peranan penting dalam pengembangan energi berkelanjutan dan pengurangan emisi, membantu mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” kata dia.

Sertifikasi RSPO Dinilai Penting untuk Menjamin Kesejahteraan Planet dan Manusia

“Serta menciptakan lapangan pekerjaan yang layak untuk semua. Kelapa sawit juga dapat memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan SDGs khususnya terkait kemitraan global demi pembangunan perkebunan berkelanjutan,” ujar Andi menambahkan.

Andi Nur berharap, Indonesia tetap menjadi negara produsen kelapa sawit terbesar dan nomor satu di dunia.

Pada momen ini, turut dibahas terkait introduksi serangga penyerbuk kelapa sawit sebagai penopang keberlangsungan industri kelapa sawit di Indonesia.

Direktur PT RPN Iman Yani Harahap dalam kesempatan itu menjelaskan bahwa tujuann untuk mengintroduksi serangga penyerbuk kelapa sawit kembali karena E. Kamerunicus memiliki karakteristik morfologi dan molekuler berbeda dengan di Indonesia.

Ini Gambaran Nasib Buruh Perempuan di Perkebunan Sawit

“Pentingnya mencari dan menentukan satu sampai dua spesies serangga yang hanya bersifat sebagai polinator kelapa sawit di Afrika, yang bukan sebagai hama maupun vektor penyakit, yang sesuai untuk melengkapi E. kamerunicus di Indonesia,” kata dia.

Lalu, kata dia, mengintroduksinya ke Indonesia serta mengatasi permasalahan fruit set sehingga produktivitas dan rendemen minyak kelapa sawit di Indonesia dapat meningkat.

“Karena, perlu diketahui, produksi minyak sawit dipengaruhi oleh keberhasilan penyerbukan,” jelasnya.(T5)

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dengan bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Untuk informasi langganan dan Iklan silahkan WhatsApp ke Marketing InfoSAWIT_01 dan Marketing InfoSAWIT_02 atau email ke sawit.magazine@gmail.com