InfoSAWIT SUMATERA, MEDAN – Perkebunan kelapa sawit tidak bisa dipandang enteng dan sebelah mata bagi Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
Sebab, dampak dari kehadiran sawit ternyata luar biasa, khususnya pada perekonomian Sumut, termasuk pertumbuhan kredit di perbankan.
Hal itu dikatakan oleh Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional (KR) 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), Bambang Mukti Riyadi.
Harga Produk Sawit Terus Terkoreksi, Ekonomi Sumut Berpotensi Hadapi Sejumlah Resiko
Pernyataan tersebut tertuang dalam sebuah keterangam resmi kepada para wartawan, termasuk yang diterima InfoSAWIT SUMATERA, di Medan, Senin (23/10/2023).
Kata dia, terkontraksinya pertumbuhan dipengaruhi oleh distribusi kredit di sektor kelapa sawit, baik perkebunan maupum pengolahan, yang lebih moderat sepanjang tahun 2023.
Namun, kata dia, saat ini pertumbuhan kredit perbankan sudah mulai menunjukkan perbaikan yang signifikan pada bulan Agustus 2023.
“Khususnya (kredit -red) pada sektor pengolahan sawit minyak goreng yang bertumbuh positif sebesar 5,08 persen secara tahunan atau year on year (yoy),” kata dia.
Sebelumnya, beber BMR, kredit perbankan terkontraksi cukup dalam pada Juli 2023 sebesar -13,78 persen secara yoy.
Ia bilang hal ini mengindikasikan aktivitas dunia usaha di sektor pengolahan sawit mulai melakukan ekspansi setelah sebelumnya berada dalam fase wait and see.
OJK: Harga CPO dan TBS Anjlok, tapi Perekonomian Sumut Tetap Terjaga
Nah, dalam upaya untuk mendukung pembiayaan dan meningkatkan kualitas industri kelapa sawit di Sumut, OJK bekerja sama dengan Bank Sumut dan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) secara rutin dalam setiap triwulan.
Di dalam pertemuan itu mereka melakukan business matching guna mengeksplorasi potensi kerja sama antara petani kelapa sawit, perusahaan kelapa sawit, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), dan Lembaga Jasa Keuangan (LJK).(T5)