InfoSAWIT SUMATERA, PEKANBARU –
Untuk mencegah atau meminimalisir losses minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di tingkat pabrik kelapa sawit (PKS), PTPN V Riau dan PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN) Bogor, Provinsi Jawa Barat (Jabar), saling menjalin kolaborasi.
Hal tersebut bisa diketahui berdasarkan dari keterangan resmi pihak PTPN V yang diperoleh InfoSAWIT SUMATERA, Senin (16/10/2023).
Disebutkan bahwa kolaborasi dua anak usaha Holding Perkebunan Nusantara tersebut dilakukan dalam bentuk pengembangan sistem sensorik di PKS.
“Tujuannya adalah sebagai upaya untuk memaksimalkan produktivitas CPO,” kata Direktur PTPN V, Jatmiko Santosa.
Peneliti PT RPN M Akmal Agustira Puji Pengembangan EBT PTPN V
Ia mengatakan penelitian itu berlangsung di salah satu PKS milik PTPN V, yakni yang berada di Sei Garo, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
“Kami sangat bersyukur Holding Perkebunan Nusantara mempercayakan PTPN V dalam pelaksanaan riset bersama RPN,” ucap Jatmiko Santosa.
Bagi pihaknya, riset ini sejalan dengan semangat transformasi dan digitalisasi serta penerapan IoT atau internet of things.
“Transformasi dan digitalisasi sendiri sudah kami usung dalam kurun waktu empat tahun terakhir,” ungkap Jatmiko Santosa.
Ia mengatakan, riset PTPN V dan RPN sudah berlangsung selama hampir setahun terakhir ini, dan mengangkat tema tentang optimasi pengaturan level mass passed to digester pada stasiun digester.
Ia menjelaskan bahwa riset tersebut merupakan salah satu riset unggulan Holding Perkebunan yang dilaksanakan oleh PT RPN di PTPN V.
“Riset kami ini diproyeksikan rampung pada bulan depan, atau bulan November 2023,” tambah Jatmiko Santosa.
Pihaknya berharap dapat menghasilkan paket teknologi yang mampu menekan losses atau potensi kehilangan, serta sekaligus meningkatkan produksi CPO pada saat pengolahan di stasiun digester.
Jatmiko Santosa Ciptakan Hattrick Finansial di PTPN V, Berpotensi Quattrick
Jatmiko menegaskan, PTPN V terus memperkuat program digitalisasi jelang dibentuknya sub holding Palm Co.
Ia bilang, anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara III Persero tersebut kini dalam fase integrasi penuh digital melalui program E-Plantation dan ditargetkan rampung tahun 2023 ini.
Jatmiko mengatakan bahwa integrasi tersebut meliputi penerapan geospatial based, unternet of things, enterprise resource planning (ERP Based), Mobile & Web Apps Based.
Menurut Jatmiko, digitalisasi merupakan hal yang tak dapat dihindarkan untuk tetap mampu bersaing dan menghadapi perubahan di masa mendatang.
Wajar Kalau Petani Sawit Betah Bermitra dengan PTPN V, Ternyata Ini Resep dari Jatmiko Santosa
“Bergerak menuju 4.0 adalah keniscayaan yang tak mungkin dihindarkan,” demikian Jatmiko.(T5)