InfoSAWIT SUMATERA, JAKARTA – Teka-teki siapa yang akan mengelola bursa minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) akhirnya terjawab sudah.
Saat acara peluncuran Bursa CPO oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di Jakarta, Jumat (13/10/2023), Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Didid Noordiatmoko, mengungkapnnya.
Kata dia, seperti keterangan resmi yang diterima InfoSAWIT SUMATERA, Minggu (15%10/2023), pada tanggal 9 Oktober 2023, Bappebti telah menerbitkan persetujuan Bursa CPO kepada PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia.
Perusahaan ini sering dikenal dengan nama Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX). Didit bilang kebijakan tersebut dikeluarkan melalui Keputusan Kepala Bappebti Nomor 01/BAPPEBTI/SP-BCPO/10/2023.
Bursa CPO Sudah Ada, Mendag Berharap Ini yang Harus Dilakukan Industri Sawit
“Pembentukan Bursa CPO ini adalah bukti Pemerintah hadir dalam upaya mendorong perdagangan CPO lokal yang wajar dan adil untuk menjamin kepastian berusaha dan mengutamakan perlindungan bagi masyarakat,” ucap Didid.
Kesempatan ini, kata dia, merupakan momen yang baik karena menjadi sarana edukasi Pemerintah kepada masyarakat bahwa komoditas unggulan Indonesia, yaitu CPO, harus lebih didorong agar menjadi tuan di rumah sendiri.
Didid mengungkapkan, perdagangan CPO melalui Bursa Berjangka Indonesia ini bersifat sukarela.
“Meskipun bersifat sukarela, namun kami yakin seluruh pelaku usaha bersedia berpartisipasi dalam upaya menegakkan marwah CPO di bumi Nusantara,” kata Didid.
Soal Harga CPO, Kini Indonesia Tak Lagi Berpatokan pada Belanda dan Malaysia
Pihaknya juga mendorong para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pengusaha pabrik kelapa sawit (PKS) ikut serta dalam Bursa CPO Indonesia ini.
“Hal ini karena perdagangan di bursa akan menempatkan penjual dan pembeli pada tingkat yang sama atau same level playing field,” ungkap Didid Noordiatmoko.
Serta, ujar Didid, memiliki kekuatan tawar yang sama karena perdagangan melalui bursa akan mempertemukan penjual dengan pembeli CPO.
Didid juga menjelaskan, untuk mengotimalisasi perdagangan CPO di Bursa Berjangka karena hal ini bersifat sukarela, perlu dilakukan berbagai sosialisasi dan pelatihan terkait mekanisme perdagangan di bursa.
Bursa CPO Diresmikan, Mendag Zulhas: “Ini Terobosan untuk Memperbaiki Perdagangan CPO!”
“Sosialisasi dan pelatihan ini akan dilakukan bukan saja kepada pemain besar, namun juga pemilik pabrik kelapa sawit,” ungkap Didid.
Menurut Didid, saat ini sudah bergabung 18 pelaku usaha CPO yang siap untuk berdagang melalui Bursa CPO Indonesia.
Dari laman InfoSAWIT (grup InfoSAWIT SUMATERA di Mitra Media Network) disebutkan bahwa 18 perusahaan itu yakni PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP), PT Budi Nabati Perkasa, PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT).
PT Duta Palma Nusantara, PT Graha Inti Mas, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO), PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), PT Sari Dumai Sejati (SDS).
PT Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMART), PT Wilmar Nabati Indonesia, PT Energi Unggul Persada, PT Jatim Jaya Perkasa, PT Medcipapua Hijau Selaras.
PT TH Indo Plantations, PT Citra Riau Sarana, PT Tebo Indah, PT Hennson Inti Persada, dan PT Mitra Austral Sejahtera.(T5)