InfoSAWIT SUMATERA, BANDA ACEH – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) telah menetapkan Universitas Syiah Kuala (USK) yang terletak di Provinsi Aceh sebagai salah satu penerima Grand Riset Sawit (GRS) untuk tahun 2023.
Pertanyaannya, tahukah Anda apa yang membuat para juri BPDPKS terpikat sehingga meloloskan kampus negeri terbesar di Aceh tersebut sebagai salah satu dari 20 puluhan kampus penerima GRS tersebut?
Pihak USK mengungkapkan bocorannya. Dari keterangan resmi yang diperoleh InfoSAWIT SUMATERA, Senin (9/10/2023), USK mengaku mengajukan proposal bertema berat ke para juri GRS 2023 tersebut.
Proposal riset mereka berjudul “Penelitian dan Pengembangan Industri Beton Precast Berbasis Foam Concrete dengan Bahan Substitusi Limbah Biomassa Sawit”.
Riset yang Didanai BPDPKS Diyakini Mampu Jadi Problem Solving Bagi Industri Sawit
Tema yang berat, bukan? Dan tema berat tersebut telah membuat USK berhasil meraih dana hibah penelitian sebesar Rp 1,6 miliar dari GRS 2023.
Proses penerimaan dana tersebut diawali dengan penandatanganan kontrak penelitian antara pihak Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) USK dan BPDPKS beberapa waktu yang lalu.
Ketua LPPM USK, Prof Dr Taufik Fuadi Abidin SSi MTech dan Direktur BPDPKS Eddy Abdirrachman menandatangani langsung kerjasama kontrak penelitian sawit berdurasi selama 2 tahun tersebut.
Para peneliti dari LPPM USK turut menghadiri langsung penitian tersebut seperti Ketua Peneliti Prof Dr Ir Izarul Machdar MEng dari Fakultas Teknik dan Dr Ir Abdullah MSc sebagai anggota peneliti dan juga pakar beton precast berbasis foam concrete.
Ini 8 Alasan Indonesia Menggelar Konferensi Minyak Nabati Berkelanjutan ke-2 di Mumbai India
Perlu diketahui, yang ingin diteliti pihak LPPM USK diketahui kalau pada tahun pertama luaran yang dapat dicapai dari penelitian dan pengembangan ini adalah produk foam agent untuk pembuatan foam concrete.
Kemudian data uji XRD dan SEM EDX, data uji fisis beton berupa kuat tekan dan kuat tarik beton, dokumen gambar dan perhitungan volume kebutuhan foam concrete untuk setiap modul.
Selain itu ada lagi draf paten metodologi pembuatan foam concrete berbasis cangkang sawit yang dimodifikasi, publikasi ilmiah pada jurnal internasional bereputasi, dan dokumen TKT level 4/5.
Sementara pada tahun kedua, luaran yang diharapkan berupa tersedianya modul-modul beton siap untuk dilakukan di konstruksi lapangan.
Puluhan Kampus dan Lembaga Dapat Dana Grant Riset Sawit Tahun 2023 dari BPDPKS
Berikutnya adalah data uji fisis beton berupa kuat tekan dan kuat tarik, terbangunnya satu unit rumah type 36 yang terbuat dari foam concrete, 1 unit jembatan dengan panjang 10m di lingkungan perkebunan sawit.
Kemudian satu jalan akses dengan panjang 100 meter dan saluran drainase dengan panjang 50 meter, publikasi ilmiah pada jurnal internasional, paten terdaftar, dan dokumen TKT level 6/7.
Rektor USK Prof Dr Ir Marwan bilang bahwa Aceh memiliki banyak kebun sawit yang membutuhkan keterlibatan peneliti dari hulu ke hilir, sehingga perlu ditangani dengan baik.
Kata dia, kajian yang dilakukan pihak LPPM USK dapat meningkatkan potensi pemanfaatan limbah biomassa sawit dalam industri beton ringan precast.
Sekaligus, ucapnya, bisa memberikan solusi inovatif untuk bangunan ramah gempa, mendukung akses dalam aktivitas perkebunan sawit, dan isu-isu lingkungan yang berkaitan dengan industri sawit.
Sementara iru Ketua LPPM USK, Prof Dr Taufik Fuadi Abidin SSi MTech, menilai kerjasama terkait penelitian tersebut perlu disyukuri mengingat upaya penanganan limbah sawit merupakan isu lingkungan yang sangat penting dan menjadi perhatian semua pihak.
Prof Izarul Machdar mengusulkan penggunaan limbah biomassa sawit sebagai bahan substitusi pengembangan beton precast berbasis foam concrete.
Selain itu, kata dia, kepakaran para peneliti dalam bidang yang akan dikaji dan dikembangkan tidak perlu diragukan lagi.
“Perlu diketahui bahwa Ketua Peneliti LPPm USK, Prof Izarul Machdar, adalah pakar dalam bidang teknik kimia. Lalu, Dr Abdullah adalah pakar dalam bidang beton precast berbasis foam concrete. InsyaAllah akan berhasil,” kata Prof. Taufik.
Pihaknya sangat berterima kasih atas dukungan dari GRS 2023 dan percaya bahwa hasil dari penelitian ini akan memberikan kontribusi signifikan bagi dua industri.
“Yakni industri sawit dan industri konstruksi di Indonesia, khususnya penyediaan bahan konstruksi alternatif untuk bangunan ramah gempa,” tegas Prof Izarul Machdar.(T5)