InfoSAWIT SUMATERA, MUMBAI – Pelaksanaan Konferensi ke-2 Minyak Nabati Berkelanjutan atau 2nd Sustainable Vegetable Oil Conference (SVOC) di Mumbai, India, telah berakhir dengan sukses beberapa waktu yang lalu.
Pelaksanaan 2nd SVOC di Mumbai itu sendiri merupakan kelanjutan 1st SVOC yang juga berlangsung sukses di Nusa Dua, Provinsi Bali pada tahun 2022, yang bersamaan dengan momentum pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (PPHP) pada Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun), Kementerian Pertanian (Kementan), Prayudi Syamsuri, bilang ada 8 alasan kenapa 2nd SVOC digelat di India.
Jaga Pasar India, Wamendag Jerry Sambuaga Pimpin Delegasi CPOPC ke Mumbai
“Tentunya dengan beberapa pertimbangan. Pertama, India merupakan pangsa pasar sawit terbesar Indonesia,” kata Prayudi dalam keterangan resmi yang diterima
InfoSAWIT SUMATERA, Senin (9/10/2023).
Kedua, kata Prayudi, India menghadapi tantangan pemenuhan pangan khususnya minyak nabati atau vegetable oil yang disebabkan peningkatan populasi penduduk.
Ketiga, adanya dorongan yang cukup kuat di Industri vegetable oil India untuk memasok minyak sawit selain untuk kebutuhan pangan seperti biofuel, kosmetik, deterjen, dan aplikasi industri.
Dukung ISPO, Indonesia Ajak Negara Konsumen CPO untuk Lakulan Ini
Keempat, keunggulan minyak sawit memiliki daya saing harga dan produktivitas tinggi dibandingkan vegetable oil lainnya sehingga mudah melakukan penetrasi pasar ke negara tujuan ekspor, khususnya India.
Kelima, peluang kampanye positif kelapa sawit Indonesia di India perlu terus didorong khususnya aspek keberlanjutan, kesehatan dan tracebility.
“Hal ini ditujukan jangan sampai hambatan dagang dalam EUDR policy di Eropa juga mempengaruhi negara tujuan ekspor minyak sawit Indonesia lainnya termasuk India,” ucap Prayudi.
Keenam, ujarnya, adanya nota kesepahaman yang telah dibuat antara para pemangku kepentingan utama dalam industri minyak sawit di India, Indonesia dan Malaysia.
Khususnya, kata Prayudi, dalam bentuk memorandum yang bertujuan untuk mengakui ISPO, MSPO, dan IPOS (Indian Palm Oil Sustainability) sebagai kerangka keberlanjutan yang diakui untuk produksi dan perdagangan minyak sawit di negara-negara tersebut.
Ketujuh, ujarnya, minyak sawit berkontribusi sebesar 33 persen dalam konsumsi vegetable oil di India, mengungguli minyak kacang kedelai atau soya oil, rape oil dan sunflower oil.
Kabar Baik Buat Petani Sawit, Harga CPO Diperkirakan Makin Berotot. Ini Penyebabnya!
Dan kedelapan, kata dia, potensi India sebagai negara konsumen terbesar kelapa sawit diharapkan dapat menjadi jembatan diplomasi bilateral dengan Indonesia.
“Khususnya untuk memperkuat kerja sama di bidang keberlanjutan, ketahanan pangan dan energi, energi terbarukan, ketahanan dan rantai nilai pangan inklusif, serta ekonomi sirkular,” tegas Prayudi Syamsuri.(T5)