InfoSAWIT SUMATERA, CIBINONG – Limbah cair sawit atau palm oil Mill effeluent (POME) dan tandan kosong (tankos) sawit kini mulai banyak dilirik berbagai kalangan di Indonesia, baik oleh kalangan perusahaan sawit maupun para peneliti atau ahli riset.
Salah satu pihak yang tertarik untuk meneliti manfaat POME dan Tankos sawit yaitu Perekayasa Ahli Utama Pusat Riset Teknologi Industri Proses dan Manufaktur BRIN, Semuel Pati Senda.
Dari keterangan resmi yang diperoleh InfoSAWIT SUMATERA, Selasa (3/10/2023), disebutkan ketertarikan peneliti BRIN tersebut diungkapkan dalam sebuah seminar.
CPO Masih Mahal, Pertamina Mungkin Coba Pakai UCO atau POME untuk Pembuatan Bioavtur
Disebutkan bahwa seminar itu bertema “Pemanfaatan Biomass untuk Bahan Bakar Pesawat Terbang dengan Standar Sustainable Aviation Fuel”.
Seminar itu digelar di Gedung Innovation Convention Center (ICC), Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, pada beberapa waktu yang lalu.
Di situ Semuel mengungkapkan, kelapa sawit merupakan penyumbang limbah terbesar. “Terutama ada dua, yaitu POME dan tankos (tandan kosong),” paparnya.
Kerjasama dengan Malaysia, POME dari PTPN IV Bakal Dikembangkan Jadi CBG
Lebih lanjut Semuel menjelaskan, POME dan tankos dulu disebut sebagai limbah, namun sekarang disebut sebagai hasil samping. Limbah POME tersebut, kata Semuel, sangat berbahaya jika dibuang ke lingkungan.
“Saat ini para industri pengolah kelapa sawit sudah banyak yang mengolah hasil sampingnya menjadi biogas sesuai dengan Permen Nomor 29 Tahun 2018 terkait dengan industri hijau. Biogas ini bisa menyumbang 9,7 persen untuk program energi,” jelasnya.
Dia mengulas perlu tiga proses dalam mengolah biomassa menjadi biogas, antara lain pembakaran langsung, konversi termokimia, dan konversi ion kimia biologis.
BRIN, USU, dan PTPN IV Sepakat Manfaatkan Bungkil Inti Sawit untuk Pakan Ternak Unggas
Menurutnya, biogas merupakan bahan bakar yang paling aman dan efektif di antara bahan bakar lainnya. (T5)