InfoSAWIT SUMATERA, JAKARTA – Untunglah ada dua negara bertetangga di kawasan Asia Selatan, yakni India dan Bangladesh, yang mengimpor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dari Indonesia dalam jumlah yang lumayan.
Periode pembelian CPO tersebut, kata
Mukti Sardjono selaku Direktur Eksekutif GAPKI dalam sebuah keterangan resmi yang diterima InfoSAWIT SUMATERA, Jumat (29/9/2023), terjadi di bulan Juli 2023.
Padahal, kata Mukti, di saat yang sama produksi CPO sedang naik mencapai 4.357 ribu ton tetapi konsumsi di dalam negeri justru mengalami penurunan di periode bulan Juli tersebut.
Produksi CPO-PKO Naik, tapi Konsumsi di Dalam Negeri Melemah. Ini Penyebabnya!
Mukti lalu memberi gambaran umum, bahwa total ekspor CPO di bulan Juli 2023 telah mencapai 3.519 ribu ton atau meningkat 2,0 persen dibandingkan ekspor pada Juni 2023 sebesar 3.450 ribu ton.
Kata dia, kenaikan terbesar terjadi pada ekspor CPO yang mencapai 589 ribu ton, atau naik sebesar 16,9 persen dari ekspor bulan Juni 2023 yakni sebesar 504 ribu ton.
Sebaliknya, beber Mukti, ekspor olahan atau produk turunan CPO mengalami sedikit penurunan sebesar 3,4 persen dari 2.487 ribu ton pada Juni 2023 menjadi 2.403 ribu ton pada Juli 2023.
Sungguh Dahsyat Dampak Kenaikan Harga CPO Tender KPBN, Harga TBS PTPN I Langsung Melejit
“Namun, peningkatan kinerja ekspor industri kelapa sawit pada Juli 2023 tersebut menghasilkan kenaikan nilai ekspor sebesar 1,4 persen atau meningkat dari US$ 2.877 juta pada Juni 2023 menjadi US$ 2.918 juta pada Juli 2023,” ujar Mukti.
Nah, dari jumlah di atas, Mukti ungkapkan bahwa kenaikan ekspor terbesar terjadi untuk tujuan India dan Bangladesh yang masing-masing naik sebesar 180,6 ribu ton dan 54,5 ribu ton.
“Kenaikan ekspor juga terjadi untuk tujuan Malaysia dan Amerika Serikat yakni surplus 36,8 ribu ton, dan ekspor ke Uni Eropa bertambah 24,4 ribu ton,” kata Mukti Sarjono.
Tetapi, kata dia, terjadi juga penurunan ekspor. Yang terbesar, kata dia, terjadi untuk tujuan Afrika yakni berkurang sebanyak 126,2 ribu ton, Tiongkok berkurang 94,6 ribu ton, dan Pakistan berkurang 58,1 ribu ton.
Secara year to date (YTD), ia bilang sampai dengan Juli 2023, ekspor ke India pada tahun 2023 lebih tinggi 87 persen dari ekspor pada tahun 2022, sedangkan ke Tiongkok 78 persen lebih tinggi.
Kata Mukti, dengan estimasi stok awal Juli 2023 adalah 3.629 ribu ton dengan kenaikan produksi 7,9 persen, konsumsi menurun 10,5 persen dan ekspor meningkat 2,0 persen.
Dapat Dana dari Pemda, KUD Peraih Sertifikat ISPO-RSPO Ini Bangun Embung dan Sumur
Maka, ujarnya, stok di akhir Juli 2023 diperkirakan mencapai 3.128 ribu ton atau turun sebesar 13,8 persen dibandingkan Juni 2023 yakni sebesar 3.629 ribu ton.(T5)