Jaga Pasar India, Wamendag Jerry Sambuaga Pimpin Delegasi CPOPC ke Mumbai

oleh -629 Dilihat

InfoSAWIT SUMATERA, MUMBAI – India adalah salah satu importir minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) terbesar bagi Indonesia, Malaysia, dan negara-negara anggota Dewan Negara-negara Penghasìl Minyak Sawit atau Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC).

Karena itu CPOPC menilai perlu membangun komunikasi dan kolaborasi dengan India untuk memastikan akses pasar yang berkelanjutandan memenuhi kebutuhan konsumen.


Dalam keterangan resmi yang diterima InfoSAWIT SUMATERA, Jumat (29/9/2023), disebutkan bahwa hal ini diungkapkan oleh Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Republik Indonesia, Jerry Sambuaga, saat memimpin delegasi CPOPC ke Mumbai, India, mulai tanggal 27 hingga 29 September 2023.

Gelontorkan USD 1,4 Miliar, India Menargetkan Punya 1 Juta Ha Kebun Sawit

Salah satu agenda utama pada hari pertama misi adalah The 2nd Sustainability Vegetable Oil Conference (SVOC) di Mumbai, India, Rabu (27/9/2023).

Turut hadir dalam pertemuan ke-2 SVOC adalah Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud, Direktur Jenderal Industri Pertanian Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika.

Sekretaris Jenderal CPOPC Rizal Affandi Lukman, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Edy Martono, serta perwakilan negara anggota CPOPC dari Malaysia.

Sampai November 2022, Ini Jumlah Tonase Impor Minyak Sawit India

“Hal ini merupakan upaya untuk mempertahankan permintaan yang kuat terhadap produk minyak kelapa sawit,” kata Wamendag Jerry Sambuaga.

Wamendag bilang CPOPC berupaya membangun komunikasi dan kolaborasi dengan India.

Keterlibatan proaktif dengan negara konsumen minyak nabati terbesar di dunia seperti India merupakan upaya untuk mempertahankan kehadiran pasar yang kuat di Asia Selatan.

Perhatikan Petani Swadaya, Ini yang Dilakukan CEO RSPO JD D’Cruz di India

Selain itu, kata dia, hal ini dilakukan menjaga stabilitas permintaan minyak kelapa sawit dan memenuhi kebutuhan konsumen.

“Sekaligus berkontribusi menjaga keamanan pangan global dan memenuhi permintaan energi dari sumber nabati,” jelas Wamendag Jerry dalam pertemuan tersebut.

Wamendag Jerry menjelaskan, misi ini juga bertujuan untuk memberikan informasi faktual tentang praktik sawit yang berkelanjutan dan menjelaskan kontribusi industri sawit terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Di India, Indonesia Minta Mantan Penjajah untuk Hambat Dampak EUDR

Hal ini, ucap Wamendag, penting dilakukan untuk meluruskan kampanye negatif yang ditujukan kepada industri kelapa sawit.

Sebab, papar Wamendag, perkebunan sawit seringkali dianggap sebagai penyebab deforestasi dan degradasi yang mengakibatkan perusakan lingkungan.

Baru-baru ini, kata dia, kebijakan European Union Deforestation-free Regulation (EUDR) yang diterapkan Uni Eropa berpotensi menghambat ekspor produk sawit Indonesia ke pasar Eropa.

Ekspor Indonesia ke Inggris Senilai USD 1,7 Miliar, Termasuk Sawit

“Untuk itu, kami menyambut baik pembentukan Satuan Tugas Bersama (Joint Task Force) antara Indonesia, Malaysia, dan Uni Eropa, terutama dalam memperkuat kerja sama terkait implementasi EUDR,” ujar Wamendag.

Ia bilang, Satgas ini diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan komoditas secara inklusif, transparan, objektif dan adil,” tegas Wamendag.(T5)

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dengan bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Untuk informasi langganan dan Iklan silahkan WhatsApp ke Marketing InfoSAWIT_01 dan Marketing InfoSAWIT_02 atau email ke sawit.magazine@gmail.com