InfoSAWIT SUMATERA, MEDAN – Ada problem baru yang belum ditemukan solusi konkret dalam proses pemberian beasiswa dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
“Sejauh ini, kalau ada penerima beasiswa sawit yang mundur atau tidak mendaftar ulang setelah dinyatakan lulus, maka yang bersangkutan akan dilarang ikut seleksi beasiswa BPDPKS di tahun-tahun berikutnya,” kata Herly Kurniawan, Sabtu (23/9/2023).
Sebagai informasi, pria ini adalah bagjan dari Tim Seleksi Beasiswa Sawit dari Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian (Kementan).
Dia datang ke Kota Medan dalam rangka acara penutupan Pekan Orientasi Studi dan Perkebunan (Posbun) tahun 2023 bagi 507 mahasiswa baru Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI) yang dilakukan di lapangan Kampus ITSI.
Penutupan Posbun ITSI Meriah, Ragam Tarian dan Atraksi Ditampilkan
Ia mengatakan hal tersebut saat berbincang-bincang dengan InfoSAWIT SUMATERA dan Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumatera Utara (Sumut), Gus Dalhari Harahap, di sela-sela acara Posbun tersebut.
Kata dia, prinsip kehati-hatian selalu dikedepankan agar punishment yang dikenakan kepada calon mahasiswa penerima beasiswa yang mundur tidak melanggar hak azasi manusia (HAM).
Gus Dalhari Harahap juga bersikap senada. Pihaknya tak tahu cara apa yang bisa diusulkan ke Pemerintah agar tidak terulang lagi ada calon mahasiswa yang mundur atau tidak mendaftar ulang setelah dinyatakan lulus menerima beasiswa.
Kata dia, untuk tahun 2023 ini ada tiga orang calon penerima beaaiswa yang mundur dari perkuliahan di ITSI.
“Yang tiga orang itu masih dari ITSi. Dari kampus lain, baik di Sumut maupun luar Sumut, berapa yang mundur? Belum tahu kita,” kata Gus.
Ia meminta kepada generasi muda yang ingin mendaftar beasiswa sawit agar benar-benar serius dengan pilihannya tersebut, tidak mundur saat dinyatakan lulus.
Sebab, kata dia, sikap mundur itu justru sebenarnya telah menutup kesempatan bagi anak petani sawit lainnya yang berupaya mendapatkan beasiswa sawit.
“Kalau memang serius kuliah di kampus sawit, dibiayai oleh beasiswa sawit, ya enggak boleh mundur. Kasihan anak-anak petani sawit lain yang kurang mampu, kan jadi tertutup peluang mereka (dalam mendapatkan beasiswa sawit -red),” tegas Gus Dalhari Harahap.
Para Calon Penerima Beasiswa Sawit di Babel Diharapkan Tidak Bercita-cita Jadi ASN
Fokus Kuliah
Saat memberikan kata sambutan di acara Posbun itu pun Herly Kurniawan sudah mengingatkan agar para mahasiswa ITSI penerima beasiswa sawit benar-benar fokus kuliah agar bisa memenuhi target.
Sebab, kata dia, jika gagal memenuhi target maka dana beasiswa akan dihentikan dan si mahasiswa harus bisa membiayai dirinya sendiri.
“Tolong, jangan sia-siakan kesempatan ini. Apalagi untuk mendapatkan beasiswa ini ada 14.000 orang yang berebut. Untuk 1 kursi beasiswa diperebutkan oleh setidaknya 20 orang,” kata Herly dalam pidatonya.
Jika tidak mencapai target, Herly menambahkan, para mahasiswa penerima beasiswa tidak akan dikeluarkan dari kampus. Mereka tetap bisa kuliah tetapi dihentikan beasiswanya.
Data Diverifikasi, 2 Kabupaten di Babel Jadi Penerima Beasiswa Sawit Terbanyak dari BPDPKS
Warning yang sama juga disampaikan Gus Harahap saat dipersilahkan berpidato. Kata dia, jatah beasiswa tahun ini jangan sampai tidak bisa dituntaskan oleh pata mahasiswa.
Tujuannya, kata dia, agar jatah beasiswa sawit bagi daerah asal si mahasiswa tidak dikurangi.
“Jangan sia-siakan kesempatan agar para calon penerima beasiswa di tahun depan bisa dapat jatah,” tegas Gus Dalhari Harahap.(T5)