InfoSAWIT SUMATERA, TASKHNET –
Incar pasar sawit kawasan Asia Tengah, para pengusaha yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) terbang ke Taskhnet, Uzbekistan, Kamis (14/9/2023).
Dipimpin Eddy Martono selaku Ketua Umum, GAPKI menandatangani Nota Kesepamahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Asosiasi Perusahaan Industri Minyak dan Lemak Republik Uzbekistan (Uzyogmoysanoat).
Dari keterangan resmi yang diperoleh InfoSAWIT SUMATERA disebutkan MoU itu ditandatangani langsung oleh Eddy Martono dan Ketua Asosiasi Uzyogmoysanoat, Oybek Zuparov, serta disaksikan oleh para pengurus dari kedua asosiasi.
Pekan Depan, GAPKI Gelar Program PSR Jalur Kemitraan di Provinsi Riau
Dan tak kalah pentingnya, penandatanganan MoU tersebut juga disaksikan langsung oleh Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Uzbekistan, HE Surnaryo Kartadinata.
Dan menariknya, penandatanganan MoU itu juga bertepatan dengan keikutsertaan Indonesia dalam konferensi Minyak Nabatu dan Biji-bijian Asia (Asia Grains and Oils) Tahun 2023.
Acara ini, kata Dubes Sunaryo Kartadinata, juga menjadi salah satu kesempatan penting untuk memulai promosi dan kampanye positif Sawit Indonesia ke wilayah Asia Tengah.
Ia mengatakan, berdasarkan laporan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tashkent, Uzbekistan membutuhkan sekitar 60.000 – 70.000 ton minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) per tahun.
Dubes bilang, Indonesia adalah salah satu produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia.
Kelapa sawit, kata dia, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan ekonomi Indonesia.
Eddy Martono Jadi Ketua Umum GAPKI, Dibayangi Aksi WO Unsur PTPN
“Kemitraan ini menandakan komitmen bersama untuk memajukan sektor kelapa sawit di kedua negara,” kata Dubes Surnaryo
Sementara itu Ketua Umum GAPKI Eddy Martono mengatakan perjanjian kerjasama bilateral yang disepakati oleh Indonesia dan Uzbekistan dalam sektor kelapa sawit dapat menjadi strategi dalam menembus pasar baru di Asia Tengah.
“Uzbekistan sendiri merupakan mitra bisnis yang ideal bagi Indonesia dan merupakan mitra dagang kedua terbesar di Asia Tengah setelah Kazakhstan,” kata Eddy.
Ini Harapan Syarifuddin Sirait untuk Kepemimpinan Timbas Prasad Ginting di GAPKI Sumut
Ia mengatakan, sebagai salah satu produsen dan pengguna minyak nabati terkemuka di Asia Tengah, Uzbekistan memiliki potensi untuk menjadi pusat regional untuk produksi dan manajemen minyak nabati.
“Selain itu, lokasi geografis Uzbekistan yang strategis yakni berada di tengah – tengah kawasan Asia tengah diharapkan dapat menjadi penghubung dengan negara-negara di sekitar,” ucap Eddy.
Senada dengan Dubes RI, Eddy mengatakan kalau Indonesia merupakan produsen dan eksportir kelapa sawit terbesar di dunia.
Eddy Martono Pesan Begini Usai Terpilih Jadi Ketua Umum GAPKI
“Saat ini lebih dari 150 negara importir sawit Indonesia di seluruh dunia termasuk Asia Tengah meskipun angkanya masih kecil,” ucap Eddy Martono.
Menurut Eddy, salah satu hambatan dagang untuk masuk ke pasar di mawasan Asia Tengah adalah isu logistik.
Pihaknya sangat antusias dengan peresmian kemitraan ini. Kata dia, momen ini sekaligus menjadi ajang untuk memperkenalkan aspek keberlanjutan industri kelapa sawit Indonesia.
Dana BPDPKS ke Biodiesel Capai Rp 155,57 Triliun, untuk Program PSR Segini Jumlahnya
Khususnya, ucap Eddy, melalui Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) sebagai persyaratan bagi pelaku usaha perkebunan kelapa sawit.
“Serta membuka peluang ekspor dan investasi industri sawit Indonesia di Uzbekistan dan negara nontradisional lainnya di kawasan Asia Tengah,” ujar Eddy Martono.
Sejalan dengan pernyataan Eddy, Ketua Asosiasi Uzyogmoysanoat, Oybek Zuparov, juga menyampaikan keinginannya untuk belajar dari Indonesia.
Ada Kabar Baik dari PT KPBN Terkait Tender Harga CPO Periode 14 September 2023
Khususnya, kata dia, terkait pengembangan industri kelapa sawit serta pengolahan minyak kelapa sawit di Uzbekistan.
Zuparov bilang, MoU dengan GAPKI ini merupakan bukti dari nilai dan komitmen bersama kedua negara dalam meningkatkan produksi dalam negeri Uzbekistan.
Termasuk, kata dia, melalui kerjasama dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan praktik terbaik di bidang pengolahan kelapa sawit.
Di Natal, Cuma Dua Perusahaan Sawit yang Mau Bangun Kebun Plasma
“Serta dalam meningkatkan volume perdagangan bilateral antara kedua negara,” tegas Ketua Asosiasi Uzyogmoysanoat, Oybek Zuparov.
(T5)