InfoSAWIT SUMATERA, SEKAYU – Fenomena alam El Nino atau naiknya suhu muka atau permukaan laut (SML) memunculkan cuaca atau suhu panas yang ekstrim dan musim kering atau kemarau.
Termasuk yang mengalami hal ini adalah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) yang merupakan salah satu sentra perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
Kepala BMKG Provinsi Sumsel, Wandayantolis SSi MSi, memaparkan dinamika atmosfer terkini menunjukkan kondisi El Nino moderat (+1.423), sedangkan indeks IOD positif (+0.845).
Berdasarkan keterangan resmi yang diperoleh InfoSAWIT SUMATERA, Minggu (3/9/2023), dikatakan Wandayantolis di Ruang Rapat Serasan Sekate Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muba, Jumat (1/9/2023).
Limbah Sawit Bikin Kakak Beradik Pelajar SMP Sekayu Muba Ini Berpotensi Berangkat ke Korsel
Saat itu digelar Rapat Koordinasi (Rakor) Dalam Rangka Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan, Kebun dan Lahan (Karhutbunlah) di Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2023.
Rapat itu dipimpin langsung oleh Pj Bupati H Apriyadi Mahmud, diikuti sejumlah pihak terkait seperti Dandim 0401 Muba Letkol Inf Erry Dwianto SPSI M HAN, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Muba Ir H Pathi Riduan SE ATD MM, dan lainnya.
Kepala BMKG Provinsi Sumsel, Wandayantolis SSi MSi kembali menjelaskan, diprediksikan El Nino terus berkembang menjadi moderat pada semester II 2023, sementara IOD Positif bertahan hingga akhir tahun 2023.
“Seluruh wilayah Sumatera Selatan telah memasuki musim kemarau. Dimulai dasarian II Mei, maju satu hingga tiga dasarian dibandingkan dengan rata-ratanya,” kata dia.
Cegah Karhutla di Perkebunan, Ini Perintah Tegas Pj Bupati Muba
Selain itu, Wandayantolis bilang sifat musim diprakirakan bawah normal hingga normal dan puncak musim kemarau diprakirakan terjadi pada bulan September 2023.
Lanjutnya, sementara berdasarkan yang telah dikerjakan untuk prakiraan musim hujan 2023/2024 wilayah Sumsel mundur lebih lambat dari normalnya.
Ia katakan, BMKG memprediksi kalau secara klimatologis wilayah di Sumsel mengalami curah hujan rendah karena memasuki puncak musim kemarau.
“Curah hujan rendah ini sangat perlu diwaspadai karena banyak menimbulkan titik-titik panas (hotspot) dan asap,” kata Wandayantolis.
Musim Mas Sediakan Dana Rp 25 Juta untuk Desa untuk Pencegahan Karhutla, Ini Syaratnya!
Paparan pihak BMKG ditanggapi Dandim Letkol Inf Erry Dwianto selaku Komandan Operasi Satgas Siaga Darurat Bencana Asap Akibat Karhutbunlah Kabupaten Muba.
Dandim mengatakan, Karhutbunlah menjadi ancaman yang serius, dan sudah menjadi perhatian pemerintah pusat.
“Kita harap di Muba bisa kita redam dan antisipasi bersama. Kita perlu sinergitas antarstakeholder dan instansi terkait, kemudian juga dari pihak perusahaan,” ucapnya.
Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Muba, Ir H Pathi Riduan SE ATD MM, mengungkapkan titik hotspot di Kabupaten Muba per Agustus 2023 berjumlah 269 yang tersebar di beberapa kecamatan.
Sempat Muncul Karhutla di Daerah Sentra Sawit Ini, Sekarang Begini Kondisinya
BPBD Muba, kata dia, sudah siap baik personil maupun sarana dan prasarana dalam menghadapi karhutbunlah.
Terutama, sambung Pathi, pascaterbentuknya Pos Komando Satuan Tugas Siaga Darurat Bencana Asap Akibat Karhutbunlah di Wilayah Kabupaten Muba.
“Pembentukan Satgas ini bisa diketahui melalui Keputusan Bupati No.153/KPTS-BPBD/2023 tanggal 23 Februari 2023,” ucap Pathi.
Dalam pencegahan dan penanggulangan Karhutbunlah, ia mengakui BPBD Muba membutuhkan dukungan penuh dari masyarakat desa dan pihak perusahaan, termasuk perusahaan perkebunan sawit.
Arfina, Si Cantik yang Bisa Mencegah Karhutla di Kebun Sawit
“Karena mereka yang mengetahui lebih awal terjadinya bencana ini,” tegas Kepala BPBD Kabupaten Muba, Ir H Pathi Riduan SE ATD MM.(T5)