InfoSAWIT SUMATERA, NEW DELHI – Pemerintah India membuktikan tekadnya untuk menyeriusi pembangunan perkebunan kelapa sawit seperti yang disampaikan beberapa tahun sebelum maraknya pandemi Covid-19.
Belakangan diketahui kalau pihak Pemerintah India mengumumkan telah menggelontorkan dana sebesar USD 1 4 miliar untuk mempromosikan budidaya kelapa sawit.
Dari keterangan resmi yang diperoleh InfoSAWIT SUMATERA, Minggu (3/9/2023), disebutkan kalau dana besar itu digelontorkan oleh Kementerian Pertanian dan Kesejahteraan Petani India melalui lembaga resmi bernama Misi Nasional Minyak Goreng-Minyak Sawit (NMEO – OP).
Untung Ada India dan RRT, Ekspor CPO Indonesia Naik di Juli 2023
Dengan dana besar tersebut pihak NMEO-OP memproyeksikan luas areal budidaya kelapa sawit India meningkat lebih dari tiga kali lipat menjadi satu juta hektar pada tahun 2025-2026.
Dari target luas kebun sawit tersebut, pihak Pemerintah India menargetkan produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) menjadi 1.125 juta ton, juga pada tahun 2025-26.
Perkembangan industri sawit yang terjadi di India ternyata dipantau oleh pihak organisasi nirlaba berskala internasional, Roundtable in Sustainable Palm Oil (RSPO).
Usung Tema “Partners for The Next 20”, RSPO Bakal Gelar RT2023 di Jakarta
Organisasi berskala internasional ini melihat kemajuan India menuju produksi minyak sawit berkelanjutan menghadapi sejumlah tantangan.
Termasuk, menurut pihak RSPO, kurangnya kesadaran mengenai pembangunan minyak sawit yang berkelanjutan di antara berbagai pelaku rantai pasokan.
Pihak RSPO juga melihat perlu diadakan peningkatan peningkatan kapasitas dan pelatihan untuk bergerak menuju produksi minyak sawit berkelanjutan di India.
RSPO menilai percepatan produksi minyak sawit dalam negeri di India juga harus dibarengi dengan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip keberlanjutan untuk memitigasi potensi dampak buruk terhadap lingkungan.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, RSPO yakin bahwa membangun kolaborasi dan konsensus multipihak di dalam industri perkebunan sawit di India adalah kuncinya.
Nah, dalam beberapa bulan terakhir, RSPO mengintensifkan keterlibatan dan intervensinya dengan pemerintah India, para pelaku industri dan masyarakat.
Kini, Giliran Tiongkok yang Menuntut Minyak Sawit Harus Berkelanjutan
Di saat yang sama, pihak RSPO juga memperkuat seruan terhadap keberlanjutan melalui kemitraan antara pengusaha dan petani yang efektif di dalam industri minyak sawit India.
Keterlibatan yang lebih mendalam ini bertepatan dengan pencapaian terbaru RSPO dalam menjangkau 100 anggota di India.
Serta, di saat yang bersamaan, memobilisasi berbagai upaya untuk memperjuangkan produksi dan impor minyak sawit berkelanjutan di negara tersebut.(T5)