InfoSAWIT SUMATERA, MEDAN – Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI) yang terletak di Provinsi Sumatera Utara menggelar Wisuda II 2023 di Hotel Grand Mercure, Medan, Kamis (31/8/2023)
Dalam acara tersebut, Rektor ITSI Aries Sukariawan SP MP dalam pidatonya membeberkan satu fakta yang menarik terkait lulusan ITSI.
Kata dia, lulusan atau alumni dari ITSI sebagai sumber daya manusia bidang perkebunan lebih cepat terserap dunia industri, khususnya perkebunan kelapa sawit.
“Hal itu ditandai dengan banyaknya lulusan yang sudah bekerja bahkan sebelum diwisuda,” kata Rektor Aries Sukariawan SP MP, seperti dalam keterangan resmi yang diterima InfoSAWIT SUMATERA.
Keren, Seminar Sawit di ITSI Medan Dipadati Mahasiswa dan Petani
Sebagai informasi, acara wisuda terswbut dihadiri sejumlah tokoh seperti pimpinan Yayasan Pendidikan Perkebunan Yogyakarta (YPPY) Adi Wijayanto, senat kampus, para mitra dan stakeholder dan segenap civitas kampus.
Aries menyampaikan, pada upacara wisuda tersebut telah meluluskan 120 wisudawan, dan sekitar 33 orang di antaranya sudah diterima bekerja di perusahaan perkebunan, khususnya perkebunan kelapa sawit di berbagai wilayah di Indonesia.
Bahkan, kata dia, ada beberapa wisudawan yang terpaksa tidak bisa mengikuti prosesi wisuda karena sudah bekerja di Pulau Kalimantan, dan lain sebagainya.
Tidak hanya di dunia perkebunan, Aries menyebutkan lulusan ITSI juga mampu berkarier di berbagai bidang lain seperti pendidikan, bahkan perbankan.
Gelar Acara, ITSI Undang Organisasi Petani dan Pengusaha Sawit
Ia menilai hal ini tentu merupakan prestasi bagi kampus yang fokus pada industri perkebunan dengan berbagai komoditas unggulan seperti kelapa sawit, kopi, dan lainnya.
Pembicara kunci pada wisuda tersebut, Direktur PTPN 2 Irwan Peranginangin, menyampaikan agar para lulusan ITSI mengisi dan berkiprah di dunia perkebunan nasional dan internasional.
PTPN grup, kata dia, siap menjadi wadah berkarir bagi para lulusan dan anak-anak muda, termasuk dari ITSI.
Untuk itu, ia berpesan kepada orangtua agar mengizinkan anak-anaknya berkarir di luar daerah.
Doktor Lulusan Jepang Ini dilantik Menjadi Rektor Institut Teknologi Perkebunan Pelalawan Indonesia
Ia menjelaskan perkembangan PTPN grup yang kini masuk top ten perusahaan terbaik di Indonesia.
Aspek kepintaran lulusan, lanjutnya, bukan hanya jadi indikator utama. Namun aspek akhlak juga begitu dipertimbangkan untuk menjadi golden ticket bisa berkiprah di PTPN 2.
“Tapi kami yakin, ITSI yang terbaik dalam bidang perkebunan, terbukti lulusannya bahkan sebelum wisuda sudah berkarir di perusahaan – perusahaan besar di Indonesia,” tukasnya.
Saat ini, kata dia, bila ingin menjadi bagian dari BUMN, selain dari sisi kapasitas dan kapabilitas, juga dinilai dari integritas dan akhlaknya.
Rumah Sawit Indonesia Dideklarasikan, Tak Ada Benturan dengan GAPKI
Irwan mengatakan, 60 persen ialah penilaian akhlah, menjadikan kompetensi saja tidak cukup.
Konsep akhlak itu yang dikembangkan dalam lingkungan perusahaan plat merah dengan AKHLAK yakni amanah, kompetensi, harmoni, loyal dan adaptif serta kolaboratif.
Saat ini bahkan, ujarnya, sekitar 88 alumni ITSI sudah bergabung dan mengisi jabatan. 47 di antaranya menjadi asisten dan kepala sub bagian di PTPN 2.
“Ini merupakan prestasi dan ia mengingatkan jangan melupakan peran dan doa orangtua dalam kesuksesan kita berkarir,” tegas Irwan Peranginangin.
Widyawati, Anak Petani Sawit Asal Sumsel, Kini Sukses Jadi Pengusaha Pempek di Medan
Acara dilanjutkan dengan orasi ilmiah yang dibawakan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Klimatologi Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisikan (BMKG), Dr Adhasena.
Di situ Adhasena berbicara tentang perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap perkebunan, hingga naiknya suhu bumi.
Ia mengarahkan agar industri perkebunan menyesuaikan dengan iklim, misalnya dengan menerapkan praktek perkelapasawitan yang berkelanjutan.
Sementara itu Kepala LLDikti Wilayah I Sumut, Prof Dr Saiful Matondang MA PhD mengapresiasi kampus dengan kekhususan atau kampus vokasi seperti ITSI.
Dana PSR Dipastikan Naik Jadi Segini. Tapi Sabar, Tunggu Kajian dari Lembaga yang Satu Ini
Ia beralasan, kampus dengan kekhususan lebih mudah dikelola. Ini berbeda dengan kampus lain dengan banyak program diploma (prodi).
“Kampus vokasi dirasa lebih unggul dalam suatu bidang atau lebih fokus,” kata Kepala LLDikti Wilayah I Sumut, Prof Dr Saiful Matondang MA PhD.(T5)