InfoSAWIT SUMATERA, KARANG BARU – Bapak dan ibu petani sawit pernah mendengar pepatah “sekali mendayung dua atau tiga pulau terlampaui”?
Jika pernah, pepatah itu layak disematkan kepada Forum Multi Pihak (Multi Stakeholder Forum) Pusat Unggulan Perkebunan Lestari (PUPL) Aceh Tamiang.
Berkat keseriusan PUPL dalam mendampingi dan mengedukasi petani swadaya di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, maka dua sertifikat sawit berkelanjutan pun berhasil diperoleh.
Dibimbing PUPL, Petani Sawit dari Aceh Tamiang Mampu Ciptakan Aplikasi Pupuk Bio Aktivator
Dari keterangan resmi pihak PUPL yang diperoleh InfoSAWIT SUMATERA, Kamis (17/8/2023), disebutkan bahwa dua sertifikat dimaksud adalah Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
Kata Izuddin selaku Sekretaris PUPL, ada 1.829 petani sawit swadaya di Kabupaten Aceh Tamiang yang tah menjalani proses sertifikasi ISPO dan RSPO.
Dengan rendah hati Izudin mengatakan semua proses sertifikasi itu bisa terlaksana berkat kolaborasi banyak pihak.
Punya Stok Melimpah, Aceh Tamiang Dinilai Cocok Jadi Lokasi Pamima Merah
Baik dari jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Tamiang, kalangan aktivis NGO, buyer sawit, asosiasi petani sawit.
Kemudian, sambung Izudin, pihak perusahaan sawit setempat, serta elemen sipil lainnya yang tergabung dalam wadah multipihak PUPL.
Ia merinci, beberapa institusi yang berkontribusi aktif dalam inisiatif PUPL di antaranya adalah Badan Perencanaan dan Pembanginan Daerah (Bappeda), Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan (Distanbunnak).
Hanya Satu Pabrik Sawit di Kabupaten Aceh Tamiang yang Patuhi Aturan Soal Limbah
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK), Agraria Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Yayasan Indonesia Dagang Hijau (IDH), Forum Konservasi Leuser.
Kalangan Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL), perusahaan global Unilever dan Pepsico, Musim Mas, lembaga kajian dan pendampingan Koompasia Enviro Institute.
“Serta didukung juga oleh beberapa perusahaan sawit di Aceh Tamiang seperti PT Socfindo, PT Semadam, PT Patisari, dan PT BSG,” ujar Izuddin.
Juni Depan, Presiden Iran Bakal Kunjungi Provinsi Pelopor Industri Sawit Nasional
Kata Izuddin, program pendampingan yang dilaksanakan oleh PUPL mengedepankan partisipasi dan kerjasama multi pihak.
Di proses ini, Izuddin mengungkapkan, masing-masing pemangku kepentingan mengambil peran aktif dalam semua kegiatan sesuai dengan kewenangan dan kapasitasnya.
“Program sertifikasi ISPO dan RSPO yang diinisiasi oleh PUPL akan memberikan banyak manfaat bagi bagi petani kelapa sawit swadaya di Aceh Tamiang,” ucapnya.
Didukung Unilever dan Koompasia, Petani Sawit Bintang Simalungun Lakukan Hal Ini di Tepi Danau Toba
Pihaknya berharap melalui peningkatan pengetahuan budidaya diharapkan akan memberikan peningkatan produksi tandan buah segar (TBS) di tingkat petani.
“Serta mendorong peningkatan harga pembelian TBS di tingkat pabrik kelapa sawit (PKS), serta, dengan demkian, menciptakan pendapatan tambahan bagi petani sawit melalui premium fee RSPO yang digulirkan setiap tahun,” tegas Sekretaris PUPL, Izuddin.(T5)