InfoSAWIT SUMATERA, JAKARTA – Minyak sawit bakal memainkan peran yang sangat penting saat seluruh bangsa Indonesia menyambut Hari Kemerdekaan di tanggal 17 Agustus 2023 nanti.
Direktur Bioenergi pada Direktorat Energi Baru dan Terbarukan Konverai Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Edi Wibowo, mengatakan hal itu dalam keterangan resmi yang diperoleh InfoSAWIT SUMATERA, Selasa (1/8/2023).
Kata dia, peran penting minyak sawit itu adalah berupa rencana untuk menerbangkan pesawat uji terbang untuk melakukan penerbangan seremonial atau ceremonial flight 17 Agustus 2023.
Saat itu, kata Edi, direncanakan pesawat uji terbang tersebut melintasi Istana Presiden RI.
Pesawat uji terbang itu, kata dia, menggunakan bahan bakar J2,4 atau 2,4 persen menggunakan avtur berbasis minyak sawit.
Ia menyebutkan, untuk menuju ke ceremonial flight tersebut akan dilakukan serangkaian pengujian ground test dan flight test.
Rencananya hal itu, ungkap Edi, bakal dilakukan pada tanggal 10 Agustus 2023 di Pelabuhan Ratu, Provinsi Jawa Barat, dengan menggunakan Pesawat Boeing 737-800 milik Garuda Indonesia.
Edi menjelaskan, semua itu dilakukan sebagai bukti kalau Pemerintah telah berkomitmen untuk mencapai target pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada tahun 2023.
Kemudian, kata dia, target penurunan emisi sebesar 29 persen pada tahun 2030 dan net zero emission pada tahun 2060.
“Termasuk di dalamnya adalah kontribusi dari sektor energi dan transportasi,” ujar Edi Wibowo.
Maskapai Ternama Eropa Sepakat Gunakan Bioavtur Minyak Goreng
Hal itu ia katakan pada uji statis bioavtur J2,4 yang dilaksanakan di Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia Cengkareng bwberapa waktu yang lalu.
Kegiatan uji statis Bioavtur J2,4 dihadiri oleh pula Direktur Teknik Garuda Indonesia, Direktur Utama GMF AeroAsia.
Lalu, Vice President Aviation Pertamina Patra Niaga, Vice President Process & Facility Kilang Pertamina Internasional.
Juga dihadiri pihak Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) dan perwakilan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Edi Wibowo mengatakan, pemanfaatan green avtur di Indonesia telah diamanatkan dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2015.
Minyak Jelantah Dikumpulkan dari Seluruh Pelosok Negeri untuk Bahan Avtur yang Berkelanjutan
Dan hal itu, ujar Edi Wibowo, kini memberikan harapan untuk dapat segera dilaksanakan.
“Saat ini program mandatori bahan bakar nabati (BBN) untuk sektor aviasi belum berjalan dengan baik,” kata dia.
Meski demikian, pihaknya mengupayakan berbagai usaha bersama, termasuk melalui rencana pengujian J2,4 yang akan dilakukan di pesawat komersial.
Edi menjelaskan, usaha yang dilakukan para pemangku kepentingan akhirnya sedikit menghasilkan titik cerah pada tahun 2021.
Ia bilang, pada akhirnya bahan bakar dengan campuran 2,4 bioavtur berbasis sawit atau disebut bahan bakar J2,4 berhasil diujiterbangkan di pesawat teregistrasi militer milik PT Dirgantara Indonesia yaitu CN235-200 FTB.
Kini, Giliran Tiongkok yang Menuntut Minyak Sawit Harus Berkelanjutan
Selanjutnya pada Juli 2022, Direktorat Jenderal EBTKE dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara memiliki kesepakatan bersama.
Yakni untuk melaksanakan pemanfaatan EBT serta penerapan konservasi energi secara berkelanjutan pada bidang penerbangan.
“Dari tahun 2021 sampai sekarang, melalui Direktorat Bioenergi bersama dengan Direktur Kelaikudaraan Pengoperasian Pesawat Udara dan pemangku kepentingan lain sudah banyak melakukan diskusi,” kata dia.
Ujungnya, kata dia, muncul kesepakatan untuk menggelar uji terbang menggunakan pesawat komersial yang direncanakan bisa selesai dilaksanakan pada tahun 2023.
Kegiatan uji statis ini merupakan bagian dari rangkaian uji terbang menggunakan bahan bakar J2,4 pada pesawat komersial.
Peluang bagi Mahasiswa, Silahkan Raih Call For Proposal Riset Sawit yang Didanai oleh BPDPKS
Ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh pemangku kepentingan atas pengujian ini dan berharap dukungan penuh para pemangku kepentingan.
Termasuk untuk terus memberikan kontribusi dalam rencana pelaksanaan implementasi bioavtur.
“Sehingga implementasi bioavtur nantinya jika diterapkan dapat diterima semua pihak,” tegas Edi Wibowo.(T5)