InfoSAWIT SUMATERA, KUNMING – Tiongkok, salah satu pasar minyak sawit terbesar bagi Indonesia, kini sudah mulai menguatkan desakan perlunya keterbukaan dan keberlanjutan soal rantai pasok minyak sawit.
Desakan terkait minyak sawit berkelanjutan itu disuarakan pihak Tiongkok saat digelarnya acara Forum Minyak Kelapa Sawit Berkelanjutan China 2023.
Dari keterangan resmi pihak Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang diperoleh InfoSAWIT SUMATERA, Senin (31/7/2023), dijelaskan kalau acara itu berlangsung di Kota Dian Kuno Crowne Plaza, Kunming, Tiongkok.
Acara itu diselenggarakan bersama oleh China Chamber of Commerce of Foodstuffs and Native Produce (CFNA) dan RSPO).
Aksi Borong Tiongkok Dijamin Tidak Ganggu Stok Bahan Baku Minyak Goreng
Disebutkan, hal itu adalah bagian dari adalah seruan untuk inklusivitas yang lebih besar di seluruh rantai pasok menuju minyak sawit yang berkelanjutan secara bersama-sama.
Acara itu mempertemukan lebih dari 100 peserta dari instansi pemerintah, pedagang, pengolah, produsen, pengecer, asosiasi industri, organisasi sosial dan lingkungan dan lembaga sertifikasi.
Forum tersebut berfokus pada kebijakan dan tren untuk mendukung pengembangan kelapa sawit berkelanjutan di Tiongkok dan luar negeri, dengan tujuan membangun rantai nilai hijau.
Forum tersebut juga membahas perlunya lebih banyak tanggung jawab bersama dalam rantai pasokan minyak sawit dan menyerukan para pemangku kepentingan.
Ancaman terhadap Petani Sawit Justru Datang dari Tiongkok dan AS
Terutama bagi para anggota RSPO untuk meningkatkan komitmen bersama untuk mentransformasi pasar dan mendorong produksi dan perdagangan minyak sawit berkelanjutan.
Acara ini juga merupakan bagian dari China International Cereals & Oils Industry Summit 2023.
Di acara itu, Presiden CFNA, Cao Derong, dan CEO RSPO, Joseph D’Cruz (JD), sepakat tentang pentingnya sumber berkelanjutan dan kebutuhan kerangka kerja untuk mendukung kemajuan berbasis keberlanjutan di sektor ini.
“Pemerintah Tiongkok semakin mendukung sumber yang berkelanjutan. Dengan senang hati kami melanjutkan kolaborasi kami dengan RSPO,” kata Derong.
Khususnya, kata dia, untuk bekerja dengan perusahaan multinasional memetakan rantai pemasok mereka, dan untuk menerapkan kebijakan dan target global mereka.
Selain itu, ia menyebutkan China Sustainable Palm Oil Alliance telah mengembangkan strategi konsumsi minyak sawit berkelanjutan untuk mendukung pelaku pasar di China melakukan praktik berkelanjutan.
Sementara itu dalam sambutannya, JD mengatakan, pembinaan rantai pasokan hijau global merupakan prioritas utama bagi sektor kelapa sawit.
Untuk mencapai hal ini, ia bilang sertifikasi RSPO harus menjadi persyaratan standar di semua model bisnis, kebijakan pemerintah, dan kesepakatan perdagangan.
Dahsyat, Luas Kebun Sawit yang Sudah Bersertifikat RSPO Hampir 5 Juta Ha
RSPO, kata dia, menyerukan komitmen yang lebih kuat, terutama dari pemain hilir, terhadap penghijauan rantai pasokan minyak sawit global dengan merangkul tanggung jawab bersama yang lebih besar.
“Sebab, hanya dengan begitu kita, sebagai sebuah industri, dapat secara efektif mendorong transformasi pasar,” kata JD.(T5)