InfoSAWIT SUMATERA, MEDAN – Setelah dideklarasikan di gedung Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, Jalan Brigjen Katamso, Medan, Jumat (23/7/2023), Rumah Sawit Indonesia (RSI) akan terus berbenah.
“Seluruh perangkat dan infrastruktur organisasi akan kami siapkan terlebih dahulu,” ujar Kacuk Sumarto, Pelaksana Tugas (PlT) Ketua Umum RSI, kepada para wartawan seusai acara deklarasi RSI.
Kata dia, penyiapan semua fasilitas itu dan hal yang terkait pematangan RSI kemungkinan membutihkan waktu sekitar enam bulan atau lebih.
Ini Penjelasan Kacuk Sumarto Soal Ide Awal Deklarasi Rumah Sawit Indonesia
Dengan demikian, ujar Kacuk, jika sudah tuntas semuanya maka RSI bersiap-siap menyongsong kongres untuk yang pertama kali guna menentukan kepengurusan yang defenitif.
Selain terkait kongres, Kacuk menegaskan tidak tertutup bagi RSI untuk membuka cabang atau semacam kantor perwakilan di berbagai daerah di Indonesia.
Ia bilang hal ini sejalan dengan visi dan misi RSI yang ingin menjadi rumah bagi semua stakeholder perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
Rumah Sawit Indonesia Dideklarasikan, Tak Ada Benturan dengan GAPKI
Pun, katanya, RSI juga berkeingin menjadi mitra bagi Pemerintah Indonesia dalam hal menyelesaikan beragam persoalan sawit.
“Baik yang dialami oleh para petani maupun para pengusaha sawit kelas kecil dan menengah di seluruh Indonesia,” kata Kacuk.
“Jadi, kita belum tahu apakah RSI yang akan berkantor pusat di Medan ini akan menangani persoalan sawit langsung dari Medan, ataukah kita merasa perlu membuka cabang, atau perwakilan, di daerah-daerah sentra sawit di Indonesia,” ia menambahkan.
Rumah Sawit Indonesia Bakal Dideklarasikan, Cek Jadwal dan Lokasinya
Namun yang pasti, kata Kacuk yang saat itu didampingi oleh Sekretaris Umum RSI, Muhamad Ferian, RSI tak hanya menangani peraoalan yang terkait perdagangan atau budidaya sawit, melainkan hal yang terkait lainnya.
“RSI tentu juga akan berbicara dan beraksi terkait isu pwkerja anak, gender, pengupahan, dan lainnya. Kami terbuka terhadap semua hal, kami terbuka terhadap semua pihak yang ingin sawit berkibar,” ujar Muhamad Ferian menambahkan.
Ia mengingatkan, orang-orang yang ada di RSI adalah orang-orang yang memahami persoalan-persoalan yang terkait perkebunan kelapa sawit.
Namun, kata dia, tetap saja RSI membutuhkan banyak dukungan dari pihak lain, bahkan dari pihak yang selama ini fokus terhadap persoalan pekerja perempuan, pekerja anak, persoalan gender di perkebunan sawit, dan lainnya.(T5)