InfoSAWIT SUMATERA, PEKANBARU – Sudah beberapa pekan terakhir persoalan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau selaku provinsi sentra sawit terbesar di Indonesia menjadi perhatian banyak pihak.
Dalam keterangan resmi Pemprov Riau yang diperoleh InfoSAWIT SUMATERA, Selasa (23/5/2023), disebutkan Pemerintah Pusat sampai menugaskan dua lembaga ke Riau.
Keduanya adalah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) yang diminta Sling bekerjasama satu sama lain.
Terutama, kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, M Edy Afrizal, kerjasama untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC).
Empat Kabupaten Ini Menjadi Daerah Terluas Peserta PSR di Provinsi Riau
Kata dia, setelah sempat dihentikan, kini Pemerintah Pusat kembali melakukan TMC berupa operasi hujan buatan di wilayah Provinsi Riau.
Kata dia, TMC yang dilakukan dengan cara menyemai garam di awan potensial dan diharapkan bisa membantu curah hujan di Riau.
Hujan buatan ini, kata Edy, diharapkan bisa membantu proses pemadaman karhutla serta membasahi lahan gambut di Riau agar terhindar dari kebakaran lahan.
Sebab, kata Edy, saat ini Provinsi Riau sedang dilanda musim kemarau yang cukup panas dan kering.
Ini Kata Bule AS Saat Lihat Kebun Sawit di Lahan Gambut di Riau
“Alhamdulillah kita dapat bantuan TMC kembali untuk tahap kedua, dan ini sudah dimulai beberapa hari ini,” kata Edy.
Edy menjelaskan, bantuan hujan buatan kali ini diberikan Pemerintah Pusat melalui BRIN dan BRGM.
“Iya, TMC yang kedua dibantu oleh BRGM,” ujar Edy.
Pihaknya menyampaikan terimakasih kepada BRGM dan BRIN yang telah melaksanakan TMC periode kedua ini.
Tim Prowitra Riau PPKS Medan Diserang OTK, Ini Kerusakan yang Dialami
Karena secara umum, Edy bilang, lahan gambut di Riau ini relatif kering.
“Pada musim hujan lalu sudah ada kejadian lahan gambut yang terbakar dan hujan yang terjadi beberapa hari masih belum cukup untuk memadamkan api secara sempurna,” katanya.
Pihaknya berharap agar kegiatan TMC kolaborasi BRIN dan BRGM yang rencananya akan dilaksanakan selama 11 hari, perlu diprioritaskan pada daerah pesisir timur yang didominasi lahan gambut.
Daerah ini juga berbatasan langsung dengan negara tetangga sehingga kemunculan titik api atau bahkan kabut asap di daerah prioritas akan berpotensi menimbulkan sebaran asap ke negara tetangga.
Senyum Tipis-tipis Mulai Muncul di Wajah Petani Sawit di Riau, Ini Sebabnya!
Sebelumnya, BNPB juga telah melaksanakan operasi TMC di Provinsi Riau selama 20 hari dari tanggal 19 April-8 Mei 2023.(T5)