Widyawati, Anak Petani Sawit Asal Sumsel, Kini Sukses Jadi Pengusaha Pempek di Medan

oleh -2158 Dilihat

InfoSAWIT SUMATERA, MEDAN –  Widyawati berdiri dengan penuh semangat di hadapan ratusan petani sawit dan para mahasiswa dan mahasiswi Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI).

Perempuan tangguh kelahiran Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), itu berkisah tentang hidupnya yang kini sukses menjadi pebisnis Pempek di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut).

Ya, di dalam seminar “Potret UMKM Pekebun yang digelar di kanpus ITSI, Jalan Willem Iskandar, Medan, beberapa waktu yang lalu, sarjana pertambangan itu menyebutkan dia adalah anak petani sawit swadaya.

“Ayah saya hanya lulusan SD. Kami anak-anaknya dibesarkan dari hasil sawit. Kebun sawit kami di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba),” ujar perempuan kelahiran 26 September 1984 ini.

Gelar Acara, ITSI Undang Organisasi Petani dan Pengusaha Sawit

Ia memuji insting ayahnya yang beberapa kali membeli kebun sawit milik petani lainnya di saat harga tandan buah segar (TBS) jauh lebih rendah ketimbang saat ini.

Kata pemilik usaha Pempek merek Nabil ini, saat itu harga kebun sawit milik petani senilai sekitar Rp 500.000 untuk setiap dua kavling.

“Ayah saya seperti punya insting kalau suatu saat harga sawit akan meroket. Mungkin itu sebabnya ayah saya dulu rajin membeli kebun sawit milik petani lain,” kata dia.

Dan dari kebun sawit milik ayahnya tersebutlah ia bisa kuliah dan meraih gelar sarjana teknik pertambangan.

Keren, Seminar Sawit di ITSI Medan Dipadati Mahasiswa dan Petani

Tetapi hidup adalah misteri. Ia berjodoh dengan pria asal Kota Medan. Mereka lalu sempat tinggal beberapa tahun di Jakarta.

“Suami saya ditugaskan di Jakarta. Dan saya diminta konsentrasi menjadi ibu rumah tangga,” ujar Widyawati.

Selama di Jakarta ia berupaya berjualan pakaian secara online, dan menuai sukses. Lalu, karena berniaga kain secara online juga mulai dilakoni banyak orang, Widyawati lalu merubah taktik.

Saat fokus berdagang kain secara online, suami Widyawati ditugaskan ke kampung halamannya sendiri, yakni Kota Medan.

Bank Ini Tegaskan Siap Dukung Pelaksanaan Program PSR di Sumut

Widyawati pun ikut pindah ke Medan. Nah, selama tinggal di ibukota Provinsi Sumatera Utara inilah akhirnya ia kembali merintis bisnis secara online.

Namun ia tidak berbisnis kain seperti saat di Jakarta.Ia mencoba ke usaha kuliner asal kampung halamannya, yakni Pempek.

Pelan tapi pasti, kuliner Pempek merek Nabil miliknya mulai berkembang. Strategi pun ia ubah, dari berjualan Pempek merek Nabil secara daring atau online, maka ditambah menjadi offline.

“Kini saya jual Pempek merek Nabil secara online dan offline. Saya juga menggunakan minyak goreng sawit berkualitas untuk memasak kuliner asal Sumsel,” ujar Widyawati.

Dana PSR Dipastikan Naik Jadi Segini. Tapi Sabar, Tunggu Kajian dari Lembaga yang Satu Ini

Kata dia, outlet Nabil miliknya kini tersebar di banyak kota di Sumut. Ia juga membuka kesenpatan bagi setiap orang untuk menjadi reseller setiap kuliner yang diproduksi Nabil.

Widyawati bilang, yang dijual kini tidak hanya Pempek, melainkan seluruh kuliner asli Palembang.

“Soal kuliner Palembang, Nabil lebih lengkap dibanding usaha kuliner Palembang lainnya yang ada di Kota Medan,” tegas Widyawati.(T5)

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dengan bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Untuk informasi langganan dan Iklan silahkan WhatsApp ke Marketing InfoSAWIT_01 dan Marketing InfoSAWIT_02 atau email ke sawit.magazine@gmail.com