InfoSAWIT SUMATERA, BOGOR – Program peremajaan sawit rakyat (PSR) di tahun 2023 ini akan kembali dilaksanakan pihak Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian.
Nah, untuk mendukung PSR tersebut, Ditjenbun akan menopangnya dengan program kelapa sawit tumpang sari tanaman pangan atau disingkat Kesatria.
Dari keterangan resmi yang diperoleh InfoSAWIT SUMATERA, Senin (30/1/2023), diketahui hal itu diungkapkan oleh Andi Nur Alam Syah.
Ia adalah Direktur Jenderal pada Ditjenbun Kementan. Andi mengungkapkan hal itu dalam acara rapat kerja nasional (Rakernas) Ditjenbun di Bogor pada akhir pekan lalu.
Alokasi APBN Terus Berkurang Setiap Tahun, Ini yang Dilakukan Ditjenbun ke Perkebunan
Kata Andi, Pemerintah terus mendorong petani yang sedang melakukan Program PSR bisa turut menjalankan Program Kesatria.
Ia mengatakan hal itu berguna karena dapat membantu petani meringankan berbagai kendala yang terjadi di lapangan.
“Semoga ke depannya Program Kesatria ini dapat menjadi pilihan dan memberikan manfaat bagi para petani, pelaku usaha perkebunan dan masyarakat,” harapnya.
Ia menyebutkan, Program Kesatria juga sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan di kalangan masyarakat.
Ia juga mengungkapkan, Program Kesatria digelar sebagai upaya Ditjenbun untuk terus berupaya aktif meningkatkan produktivitas komoditas perkebunan.
Pihaknya juga terus membangun kemandirian dalam penyediaan minyak goreng melalui pabrik minyak goreng (Pamigo) yang berbasis korporasi perkebunan rakyat.
Sekadar mengingatkan, Pamigo sendiri sudah diluncurkan dalam kegiatan Perkebunan Expo (BunEx) di Jakarta Convention Center (JCC) Hall B, Rabu (21/12/2022).
Selain Program Kesatria dan Pamigo, Dirjen Perkebunan mengatakan, Ditjenbun kini tengah menjalankan Program Elaborasi Rintisan Bisnis Perkebunan Indonesia (Perintis).
Enggak Mesti 25 Tahun, Umur Tanaman 7 Tahun Bisa Ikut PSR, Asal …
Agar semua program itu bisa berjalan maksimal, Dirjen Perkebunan menegaskan perlunya kolaborasi dan keterlibatan antarkementerian dan lembaga. (T5)