InfoSAWIT SUMATERA, KEMUNING – Perkembangan industri kelapa sawit di daerah-daerah perbatasan antarprovinsi tampaknya tak bisa dipandang sebelah mata.
Contohnya di perbatasan Provinsi Riau dan Jambi yang memiliki perkembangan harga pembelian tandan buah segar (TBS) yang sangat dinamis.
Hal ini seperti penuturan Dwin Suseno, petani sawit yang tinggal di perbatasan Riau dan Jambi kepada InfoSAWIT SUMATERA, Selasa (17/1/2023).
Harga Lebih Menggoda, Petani Sawit Ini Jual TBS ke Provinsi Tetangga
Kata dia, saat ini harga pembelian TBS petani swadaya rata-rata naik Rp 30 hingga Rp 35 per kilogram.
Ia mencontohkan harga TBS/Kg di DO PSS naik Rp 35 menjadi Rp 2.305.
DO MTS naik dari Rp 2.275 menjadi Rp 2.305, DO PTT naik dari Rp 2.325 menjadi Rp 2.355.
“Serta harga TBS di DO BSS naik dari Rp 2.310 menjadi Rp 2.340,” kata Dwin Suseno.
Semua harga TBS tersebut, kata Dwin, ditambahkan Rp 5 per Kg untuk biaya supir pengangkut TBS petani.
“Yang Rp 5 itu dibayarkan pihak DO ke kami, petani sawit, lalu kami salurkan ke supir yang angkut TBS kami,” papar Dwin Suseno.
Bolehlah Tersenyum, Harga TBS Riau Periode 11-17 Januari 2023 Naik Signifikan
Biasanya, kata Dwin, semua DO itu akan membawa TBS ke pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) milik PT FWP Subhan.
“PT FWP Subhan terletak di Kecamatan Batang Asam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabar), Jambi.
Dwin Suseno sendiri berkebun sawit di Kecamatan Kemuning, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau.
Incar Perusahaan Sawit, Forum di Riau Ini Segera Tentukan Langkah
Kecamatan tempat dia tinggal tersebut hanya berjarak setengah jam dari PT FWP Subhan.
Selain itu, kata Dwin, kondisi jalan lintas timur (Jalinsum) yang mulus membuat proses pengangkutan TBS ke PT FWP Subhan menjadi mudah dilakukan.
“Harga TBS di Kecamatan Batang Asam, Tanjabar, bisa lebih tingg hingga selisih Rp 100 dibanding harga TBS di dua PMKS yang ada di Kecamatan Kemuning,” tegas Dwin Suseno.(T5)